Korut Akui Gempa 5,6 Magnitudo Berasal dari Uji Coba Bom Hidrogen

3 September 2017 14:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Korea Kim Jong Un (Foto: KCNA/via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Korea Kim Jong Un (Foto: KCNA/via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Korea Utara mengkonfirmasi dugaan uji coba bom nuklir yang dilakukan di wilayah Punggyeri, timur laut Korut, Minggu (3/9). Tak hanya bom nuklir biasa, bom yang menghasilkan gempa dengan kekuatan 5,6 magnitudo tersebut merupakan jenis bom hidrogen.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Korut mengumumkan bahwa uji coba peledakan bom hidrogennya kali ini sebagai “keberhasilan yang sempurna”.
Gempa akibat uji coba nuklir Korut (Foto: usgs.gov)
zoom-in-whitePerbesar
Gempa akibat uji coba nuklir Korut (Foto: usgs.gov)
Korut juga menyebut uji coba tersebut sebagai langkah yang “amat berarti” dalam menyelesaikan misi negaranya menguasai kemampuan senjata nuklir yang mampu bersanding dengan negara-negara pemilik senjata nuklir lain macam Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, dan China.
Pengumuman Korut itu dilakukan hanya dua jam setelah sebuah gempa artifisial dideteksi oleh U.S. Geological Survey (USGS) dan negara-negara sekitar. Pusat gempa dideteksi berasal dari wilayah Punggyeri, tempat yang biasa menjadi situs uji coba peledakan bom nuklir Korut.
Pagi tadi (3/9), kantor KCNA milik pemerintah Korut baru saja mengeluarkan beberapa foto yang memperlihatkan supreme leader Kim Jong Un tengah menginspeksi bom hidrogen baru mereka. Dalam rilis yang sama, KCNA menyebut bom tersebut memiliki tenaga dari 10 hingga ratusan kiloton.
ADVERTISEMENT
Uji coba bom nuklir ini semakin meningkatkan suhu ketegangan konflik antara Korut dan negara-negara tetangganya. Minggu lalu, Korut juga menembakkan rudal balistik jarak menengah ke perairan Samudra Pasifik, hanya 1.180 kilometer dari pinggir pantai Jepang. Bahkan, rudal Hwasong-12 tersebut terbang di atas langit Hokkaido, Jepang, dan membangunkan masyarakat kota tersebut karena alarm peringatan dari pemerintah.
Akibat ancaman nekat Korut tersebut, Jepang telah meminta penambahan radar pertahanan ke AS untuk menghadapi ancaman serupa. Pemerintah Jepang juga secara rutin menggelar latihan mitigasi ancaman rudal Korut untuk masyarakat Jepang.