Pesan Rasulullah Sebelum Ramadan Berakhir

Agus Sutisna
Dosen, Founder Yayasan Podiumm Pesantren Nurul Madany Cipanas Lebak
Konten dari Pengguna
9 April 2024 8:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Sutisna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi berdoa. Foto: Nong2/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi berdoa. Foto: Nong2/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramadan akan segera berakhir. Dan Rasulullah SAW menunjukkan kepiluan tiada tara di hadapan para sahabatnya dengan mengatakan, bahkan langit, bumi dan para malaikat pun menangis saat Ramadan berakhir.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diriwayatkan dalam banyak hadits, Ramadan adalah syahrul mubarok, bulan penuh keberkahan. Makna berkah tidak lain adalah jiyadatul khoir, kebaikan yang melimpah. Melimpah karena meliputi setiap bentuk ibadah dan amalan baik manusia dengan nilai pahala yang berlipat dan tanpa batas.
Itulah sebabnya, dalam hadits yang lain Rasulullah mengatakan, “Seandainya umatku mengetahui keutamaan di bulan Ramadhan, maka sungguh mereka akan berharap setahun penuh Ramadhan.” (H.R. Ibnu Khuzaimah)
ADVERTISEMENT
Maka dengan berakhirnya Ramadan, kesempatan untuk memperoleh keberkahan dan segala keutamaannya berakhir pula. Sementara tidak ada seorang pun yang tahu, bahkan juga Rasulullah SAW, apakah masih akan dipertemukan lagi dengan bulan Ramadan berikutnya.
Seperti dikatakan Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya, Lathaif Al-Ma’arif, “Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi.”

Mengubah Musibah Menjadi Berkah

Tetapi, sungguh demikian tragiskah nasib umat Islam di hadapan Allah SWT ketika Ramadan berakhir? Bisa iya, bisa juga tidak. Bergantung bagaimana seorang muslim mengambil pilihan hidup pasca Idul Fitri nanti.
Jika seorang muslim, disadari atau tidak, menjadikan Ramadan sekadar momen ritual rutin belaka, sekadar menggugurkan kewajiban syar’i. Dan tidak menjadikannya sebagai momentum untuk memperbarui kualitas pribadinya sebagai seorang hamba, maka tragedi itu, musibah yang dimaksud Rasulullah itu sangat mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Sebab dengan cara penyikapan yang demikian, maka nilai-nilai substantif (hakikiyah) dari ibadah puasa, salat malamnya (tarawih, tahajud dan witir), tadarus Al Quran, sedekah, zakat fitrah, bahkan tirakatnya menjemput Lailatul Qadar serta perilaku sosial yang menyertainya seperti sabar, ikhlas, empati dan peduli, serta toleran dengan sendirinya akan berakhir.
Semua nilai dari berbagai ibadah yang dilakukannya sepanjang Ramadan akan berhenti saat Ramadan berakhir dan tidak mengalir sebagai gelombang pembaruan kualitas pribadi (baik dimensi relijiusitas maupun spiritualitas) pada sebelas bulan berikutnya.
Tetapi sebaliknya, jika seorang muslim menjadikan Ramadan sebagai momen untuk muhasabah (refleksi, mawas diri), tazkiyatunnafsi, dan yang paling penting diproyeksikan sebagai kesempatan untuk memperbarui kualitas ketaqwaan dari waktu ke waktu, meningkatkan derajat relijiusitas dan spiritualitas sebagai hamba Allah secara berkesinambungan, tentu saja musibah atau tragedi itu bisa dihindari.
ADVERTISEMENT
Maka dengan demikian, Ramadan sebagai momentum boleh berakhir, tetapi nilai-nilai substantif ubudiyah dan perilaku keseharian yang telah dihidupkannya sepanjang Ramadan akan terus menyala pada sebelas bulan berikutnya hingga kelak, jika Allah masih memberi kesempatan usia, dipertemukan lagi dengan Ramadan tahun berikutnya. Keywordnya adalah istikamah dengan apa yang telah dijalaninya selama Ramadan.
Dan jangan pernah lupa, Allah SWT, di dalam maupun di luar Ramadan, sesungguhnya tetap saja Maha Rahman dan Rahim (Pengasih dan Penyayang), Maha Pengampun, dan Maha Pengijabah segala doa.
ADVERTISEMENT

Doa Menjelang Ramadan Berakhir

Dalam kaitan itulah Rasulullah SAW kemudian mengajarkan kepada para sahabat dan umatnya beberapa doa relevan menjelang akhir Ramadan, beberapa doa penting ini adalah sebagai berikut.
Terkait doa itu, di dalam hadits Jabir bin Abdillah dari Muhammad al Mustafa, Rasulullah SAW memberi kabar sekaligus motivasi, "Siapa yang membaca doa ini pada hari terakhir Ramadan, ia akan mendapatkan salah satu dari dua kebaikan, yakni antara menjumpai Ramadan mendatang atau pengampunan dan rahmat Allah."
Doa lainnya yang relevan, yang lazim diamalkan oleh para Ulama agar kita bisa dipertemukan lagi dengan Ramadan berikutnya: “Allahumma sallimni ila ramadhana wa sallim li ramadhana wa tasallamhu minni mutaqabbala.” (Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadan dan antarkanlah Ramadan kepadaku dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadan).
ADVERTISEMENT
Dan akhirnya, doa yang tidak kalah penting yang juga lazim dibacakan para Imam usai salat Tarawih sepanjang Ramadan:
Semoga manfaat. Wallahu’alam Bishowab.