Sertifikasi Biosafety & Biosecurity bagi Tenaga Laboratorium, Perlukah?

Titin Ariyani
Perekayasa Teknologi di BPPT, Ibu Rumah Tangga, Pecinta Sastra, Pembelajar Leadership & Networking
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2020 15:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Titin Ariyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kumpulan berita mengenai paparan infeksi pada tenaga laboratorium, disajikan dalam Webinar Inovasi Mobile Lab BSL-2 BPPT dalam penanganan Covid. Credit : Danang Waluyo.
zoom-in-whitePerbesar
Kumpulan berita mengenai paparan infeksi pada tenaga laboratorium, disajikan dalam Webinar Inovasi Mobile Lab BSL-2 BPPT dalam penanganan Covid. Credit : Danang Waluyo.
ADVERTISEMENT
Tidak bisa dipungkiri bahwa tenaga laboratorium, terutama pada laboratorium yang bekerja dengan mikroorganisme patogen, bisa jadi berada dalam lingkaran risiko yang tidak ringan. Paparan infeksi selalu membayangi keseharian kerja para personil yang terlibat. Sebagai upaya untuk mencegah transmisi infeksi patogen akibat kesalahan personil maupun sistem, biasanya dilakukan pelatihan biosafety & biosecurity bagi pekerja laboratorium.
ADVERTISEMENT
Beberapa lembaga cukup aktif menyelenggarakan pelatihan terkait biosafety dan biosecurity ini, salah satunya yaitu Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi (PRVKP) FKUI – RSCM yang biasanya mengadakan pelatihan dua kali dalam satu tahun.

Biosafety bukan sekadar perihal keselamatan personil internal

Jika terjadi kecelakaan kerja atau paparan infeksi, mungkin memang yang pertama kali menanggung risikonya adalah pekerja laboratorium tersebut. Namun secara tidak langsung, lingkungan juga berpotensi mendapatkan risiko yang sama. Misalnya, ketika seorang pekerja terinfeksi virus yang dikulturnya di laboratorium dan dia tidak menyadarinya, orang-orang di luar punya risiko terpapar juga ketika berinteraksi dengannya. Ini membuat semua pihak perlu meningkatkan kepedulian dan perhatian pada aspek biosafety, baik pihak penyelenggara, pengguna, maupun yang memiliki kewenangan regulasi.
ADVERTISEMENT

Sertifikasi Sebagai Upaya Pemerataan Kualitas

Untuk memastikan bahwa tenaga laboratorium mendapatkan serta memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sama, perlu dibuat standarisasi kurikulum pelatihan yang terpadu. Regulasi sertifikasi memungkinkan pemerintah membuat standar konsep detail kurikulum, standar metode pelatihan, standar metode penilaian, dan hal-hal yang berkaitan lebih lanjut. Standar ini diharapkan menghasilkan kualitas hasil pelatihan yang setara dan merata.
Kualitas pengetahuan dan keterampilan terhadap biosafety dan biosecurity yang merata dari ujung ke ujung negeri, membuat kita bisa lebih baik dan mumpuni dalam menyelenggarakan riset ataupun diagnosa yang aman dan menjamin keselamatan di laboratorium yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air.

Sertifikasi Sebagai Upaya Pendataan Personil Yang Terlibat

Dengan adanya sertifikasi, pendataan personil yang terlibat dalam suatu riset atau pengujian yang berkaitan dengan patogen juga dapat dilakukan terintegrasi secara nasional. Di Jepang, jika akan melakukan riset yang berkaitan dengan rekayasa genetika, peneliti perlu mendaftarkan diri dan mengikuti pelatihan dan berlaku selama 1 tahun. Jadi pemerintah memiliki data yang update mengenai siapa saja dan berapa banyak orang yang terlibat di penelitian di bidang terkait.
ADVERTISEMENT

Sertifikasi Sebagai Upaya Memastikan Adanya Refreshment Berkala

Sama seperti kompetensi pada umumnya, pelatihan biosafety dan biosecurity juga perlu dilakukan secara berkala agar tenaga lab bisa mempertahankan kapasitas dan kapabilitas yang sudah dimiliki sebelumnya. Selain itu, juga mempertimbangkan adanya pengembangan dan perkembangan yang terjadi di bidang riset ataupun kegiatan pengujian yang berhubungan dengan patogen.

Jadi, perlu atau tidak?

Sertifikasi mungkin bisa jadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas keamanan dan keselamatan kerja laboratorium. Namun yang berperan utama tetaplah pada pengembangan regulasi aturan. Pemerintah perlu lebih agresif dan visioner dalam mendukung keamanan dan keberlanjutan riset dan pengujian yang berkaitan dengan patogen. Dukungan ini perlu diupayakan dengan lebih dari sekadar membuat panduan.
ADVERTISEMENT