Ketika Bu Vero Tersandung "Good Friend"

Tiza Hade
A loving and caring mother.
Konten dari Pengguna
9 Januari 2018 12:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tiza Hade tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat terbangun kemarin subuh, saya terkejut bukan alang kepalang membaca berita di Kumparan bahwa pak Ahok sudah melayangkan gugatan cerai atas istrinya Veronica Tan. Reaksi pertama saya: menolak percaya (meskipun sy selalu percaya pada berita2 yg dimuat di Kumparan. Hehe). Tapi semakin siang, kebenaran berita itu akhirnya terkonfirmasi juga. Dengan sedih sy berusaha menerima kenyataan bahwa pasangan yg saya anggap telah berhasil melalui hantaman badai cobaan yg bertubi-tubi dengan sukses, yg selama ini tampak serasi saling mendukung dan membela satu sama lain, pendek kata, mereka adalah pasangan impian bagi jutaan orang yang mengidolakan, akhirnya terpaksa menampakkan keadaan aslinya. Tak ada hujan tak ada angin, pak Ahok dari balik terali yg mengurungnya, tiba2 melemparkan bom kehadapan publik. Dan sy terhenyak, lalu sadar. Pada akhirnya, setelah hiruk pikuk mewarnai keberadaan dua orang ini dipanggung politik negara kita, mereka ternyata tak lebih dari manusia biasa, pasangan suami istri biasa, yg memiliki masalah yg sama dengan pasangan2 lain yg sudah menikah puluhan tahun. Di usia pernikahan yg sdh menginjak 20 tahun, kebanyakan kebersamaan antara pasangan tak lagi menyisakan percik2 kerinduan, dimana getaran hasrat untuk saling menggenggam tangan atau sekedar memberi pelukan hangat sudah menjadi terlalu biasa dan tak lagi istimewa. Mereka berkembang, tumbuh bersama waktu yg dengan kejam merenggut keinginan utk saling berbagi cerita atau tatapan penuh cinta. Pernikahan menjadi semacam pemenuhan komitmen belaka, dan penyesuaian diri atas kewajiban menjaga reputasi, menjadi sebuah perjuangan utk mempertahankan sesuatu yg sudah tak ada. Disaat seperti ini, seorang good friend yg hadir, memberikan seribu perhatian yg tak bisa didapat dari suami yg super sibuk melayani jutaan warganya, seorang yg nenawarkan telinga utk mendengarkan curhatan2, lalu mulut manis yg mendendangkan kata2 penghiburan, maka ungkapan2 remeh yg diucapkan sang teman baik sambil lalu lewat teks atau telepon, menjadi semacam obat bagi penyakit hati karena merasa diabaikan, menjadi oase penyejuk yg menawarkan air disaat kehausan, yg bagaikan narkoba, membuat penikmatnya menjadi kecanduan. Menjadi sulit bagi saya utk memihak sebab mereka berdua adalah orang baik. Rasanya tak sampai hati menuding satu pihak sebagai yg paling berdosa. Lihatlah bagaimana mereka bergulat melawan kemelut ini dalam sunyi, sejak tahun 2010 (lumayan lama). Lihatlah bagaimana mereka berusaha bertahan, entah atas dasar apa, mungkin kepentingan tugas negara, atau perasaan anak2, yg jelas mereka telah mengorbankan perasaan kemanusiawian mereka, dan ini patut kita hargai. Entahlah, bagi saya bu Vero tetap seorang perempuan yg hebat. Jika beliau tak bisa melepaskan sang "good friend", pastilah itu karena alasan yg luar biasa. Jika pada akhirnya pak Ahok melihat bahwa mundur adalah yang terbaik baginya, itu karena beliau memang terlahir sebagai ksatria. Tuhan tidak menyukai perceraian, tapi jika itu jalan terbaik mengapa tidak. Tidak ada orang yg mati karena bercerai. Perceraian bukanlah tragedi. Tragedi adalah jika seseorang bertahan dalam sebuah perkawinan yg tidak bahagia, yg berpotensi mengajarkan konsep yg salah kepada anak2 tentang cinta, seperti apa yg dikatakan Rupi Kaur dalam bukunya: "Neither of us want to leave, so we hurt each other, and call it love", justru itulah yg sebenar-benarnya tragedi. Mungkin justru perpisahan ini baik bagi anak2. Anak2 bisa menyesuaikan diri dengan keadaan, jauh lebih hebat dari yg kita kira. Rasanya kejam membiarkan mereka terbelah menyaksikan perseteruan antara kedua orangtua mereka. Bukankah tidak sedikit anak2 yg dibesarkan orangtua tunggal bisa berhasil dalam hidupnya? Maka, hari ini, setelah menangis sebentar, sy memutuskan untuk merelakan saja apapun ending dari peristiwa ini.
ADVERTISEMENT