Siap Capai Resolusi 2019? Simak Tips dari Nakama Tokopedia

Tokopedia Bercerita
Cerita di balik layar orang-orang di Tokopedia
Konten dari Pengguna
15 Januari 2019 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tokopedia Bercerita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
4 Nakama Tokopedia menceritakan pengalaman mereka mencapai resolusi
Pernahkah kamu merasa kesulitan dalam mencapai resolusi? Jika iya, di tahun ini kamu bisa coba belajar dari pengalaman orang-orang yang telah berhasil menjalankan resolusi mereka. Dengan berkaca pada pengalaman orang lain, kita dapat mengikuti usaha yang mereka lakukan agar turut berhasil mencapai resolusi.
ADVERTISEMENT
Kali ini, empat orang Nakama Tokopedia akan membagikan cerita keberhasilan mereka dalam mencapai resolusi yang dimiliki. Masing-masing Nakama mewakili resolusi hidup sehat, memulai usaha, melanjutkan pendidikan, hingga menjadi relawan dalam kegiatan sosial.
1. Belajar Hidup Sehat dari Dedi Zulfikri, Offline Activation Lead Tokopedia
Berawal dari keinginan untuk menjaga kesehatan dan memiliki hidup yang lebih berkualitas, Dedi memutuskan untuk memulai olahraga lari secara rutin sejak dua tahun yang lalu. Disela-sela kesibukannya memimpin Event Team di Tokopedia, Dedi selalu menyempatkan waktu untuk lari pagi selama 30-45 menit.
Menurutnya, lari adalah olahraga yang simpel dan menyenangkan. Lari bisa dilakukan dimana saja, baik sendiri maupun bersama-sama. Lari juga bisa menjadi sarana refreshing karena kita jadi punya kesempatan untuk melihat interaksi di lingkungan sekitar dan menjelajahi tempat baru.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menyehatkan tubuh, lari juga menjadi sarana latihan untuk melawan hambatan dalam diri. “Ketika memutuskan untuk rutin olahraga lari, tantangan terbesar justru datang dari diri sendiri, salah satunya rasa malas. Nah dengan rutin lari, saya jadi belajar melawan diri sendiri. Ketika kepala saya bilang cukup tiga kilometer, saya lari lima kilometer. Ketika kepala saya bilang tidak usah berlari, saya malah siap-siap pasang sepatu,” jelas Dedi.
Bagi Dedi, kunci untuk dapat konsisten menekuni olahraga lari adalah dengan menanamkan niat yang kuat di dalam diri. Niat ini terlihat dari kedisiplinan Dedi memenuhi jadwal lari di tengah kepadatan aktivitas. Bahkan ketika sedang tugas keluar kota, ia akan membawa sepatu dan baju untuk berolahraga lari.
ADVERTISEMENT
2. Kiat Memulai Usaha ala Pia Annisa Putri, Senior Customer Communication Tokopedia
Setelah lama memendam keinginan untuk memulai usaha, 3,5 tahun lalu Pia Annisa Putri berhasil membuat usaha hijab dengan nama ‘Hijabypia’. Menjadikan usaha sebagai sarana belajar dan aktualisasi diri, Pia tak segan mengurus semua hal sendiri, mulai dari pemilihan bahan, mencari penjahit, hingga proses pemasaran. Dengan prinsip ‘mulai aja dulu’ Pia berhasil memulai bisnis dengan modal Rp 500 ribu.
Menurut Pia, tantangan terbesar untuk memulai usaha adalah mindset yakni ketakutannya akan gagal. Menyiasati hal ini, Pia berusaha untuk memberikan yang terbaik. “Usaha ini terinspirasi dari pengalaman aku sehari-hari. Aku selalu membuat produk yang senang aku pakai dan membuat aku nyaman. Aku percaya selama memberikan yang terbaik, aku juga akan mendapatkan yang terbaik,” kata Pia.
ADVERTISEMENT
Kini usaha yang Pia tekuni mulai berkembang, terlihat dari jumlah pelanggan yang terus bertambah serta variasi produk yang beragam. Itu semua berkat kemampuannya menjaga konsistensi. “Ketika memulai usaha, kita harus ingat pada motivasi dan tujuan awal kita. Ketika ada masalah, tujuan awal bisa menjadi pegangan kuat untuk bertahan,” tutup Pia.
3. Belajar Berempati di Rumah Belajar Senen Bersama Irene Bergosa, Senior Digital Marketing Strategist Tokopedia
Sejak 3 tahun lalu, Irene Bergosa mengikuti panggilan hatinya untuk berbagi kepada sesama. Ia berkesempatan untuk menjadi relawan pengajar di Rumah Belajar Senen, sekolah non formal untuk anak-anak di sekitar Senen dengan latar belakang orangtua yang bekerja sebagai pemulung, asisten rumah tangga, hingga tukang pijat.
ADVERTISEMENT
“Aku menjadi relawan untuk menyeimbangkan hidup. Tiga tahun lalu aku merasa nggak punya kehidupan karena terlalu sibuk mengejar karir. Saat itu aku sadar kalau aku harus membagi waktu aku dengan seimbang, antara keluarga, teman, dan lingkungan sekitar,” kata Irene.
Rumah Belajar Senen membuka mata Irene tentang kompleksnya kehidupan, bahwa kita seharusnya selalu bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan, karena banyak orang lain yang kurang beruntung. Ia juga belajar untuk melakukan pendekatan yang baik kepada warga di daerah setempat sehingga secara perlahan tapi pasti mereka menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak.
“Untuk teman-teman yang ingin menjadi volunteer tetapi masih ragu, coba mulai aja dulu. Kalau cocok, kita pasti akan punya banyak alasan untuk tetap konsisten. Jika tidak cocok pun tidak masalah, banyak panggilan lain yang bisa dilakukan,” pesan Irene.
ADVERTISEMENT
4. Semangat Menuntut Ilmu dari Nikolaus Herjuno, Data Analyst Tokopedia
Lulus dari S1 Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan bekerja sebagai Data Analyst Tokopedia tidak lantas membuat Nikolaus Herjuno atau Niko berpuas diri. Ia ingin terus memperkaya ilmu dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Akhir tahun 2018 lalu, Niko berhasil diterima dan mendapatkan profesor pembimbing untuk melanjutkan pendidikan di Tohoku University, Jepang.
“Pas S1 aku suka baca penelitian, ternyata di luar negeri ilmu pengetahuan berkembang pesat banget, khususnya mengenai Natural Language Processing (NLP). Nah di Indonesia perkembangan NLP masih minim, padahal aku ingin belajar lebih dalam untuk memberikan mesin kemampuan mengenali bahasa manusia,” cerita Niko.
Pencapaian Niko bukan tanpa usaha. Sejak pertengahan 2018, ia sudah gencar mengirimkan proposal dan research plan yang ia miliki ke banyak profesor di berbagai universitas yang memiliki spesialisasi dalam bidang yang ia inginkan. Tidak hanya itu, sejak awal 2018 ia selalu meluangkan waktu setiap pagi untuk membaca buku atau hasil penelitian mengenai NLP.
ADVERTISEMENT
“Ketika memilih S2, seseorang harus persistent dan memiliki purpose yang jelas. Purpose itulah yang akan mendorong kita untuk terus berusaha melewati berbagai tahapan untuk mendaftar universitas maupun beasiswa. Coba bikin perencanaan yang baik dan jangan mudah menyerah,” jelas Niko.
-----
Niat serta persistensi ternyata menjadi kunci jitu dari para Nakama untuk berhasil mencapai resolusi mereka. Nah, di tahun ini kita bisa coba untuk membulatkan tekad dan memulai resolusi yang baru. Setelah mencoba, kita harus belajar untuk menjalani pilihan dengan penuh tanggung jawab dan persisten. Semangat memulai!