Tips Memulai Hidup Ramah Lingkungan Bagi Pemula

Tokopedia Bercerita
Cerita di balik layar orang-orang di Tokopedia
Konten dari Pengguna
17 Januari 2019 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tokopedia Bercerita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Astri Wahyuni, VP of Public Policy and Government Relation Tokopedia membagikan tipsnya untuk menjalani hidup yang ramah lingkungan
Di tengah beragam masalah lingkungan yang saat ini terjadi di sekitar kita, menjalani hidup ramah lingkungan menjadi pilihan yang tepat untuk dicoba. Dampak dari masalah lingkungan tersebut mengancam habitat makhluk hidup di lautan karena jutaan ton sampah plastik yang dibuang seenaknya dan juga mengganggu kesehatan manusia akibat adanya kontaminasi sampah yang menyebabkan berbagai polusi.
ADVERTISEMENT
Menyadari berbagai ancaman yang mengintai lingkungan, Astri Wahyuni, VP of Public Policy and Government Relation Tokopedia memilih untuk bersahabat dengan alam dengan menjalankan hidup ramah lingkungan. Usaha ini dilakukan oleh Astri secara konsisten sejak beberapa tahun lalu.
Sebagai bentuk konsistensi dan komitmennya pada pemeliharaan lingkungan, Astri selalu berupaya menerapkan less-waste dalam kehidupannya sehari-hari. “Secara pribadi, aku senang dan tertarik dengan isu lingkungan. Selagi bisa membantu mengurangi sampah dan polusi, mengapa tidak?” kata Astri.
Dalam menerapkan hidup ramah lingkungan, Astri telah melewati banyak tantangan dan eksperimen. Astri ingin agar lebih banyak lagi orang yang mulai menjalani hidup ramah lingkungan. Dia mencoba menuangkan pengalamannya menjadi beberapa tips yang mudah diikuti oleh pemula dalam memulai perubahan.
ADVERTISEMENT
Simak tips dari Asti di bawah ini:
1. Mulai dari diri sendiri
Ketika hendak memulai hidup ramah lingkungan, kita harus memulai dari diri sendiri. Mencari referensi mengenai isu lingkungan akan membantu memotivasi dan menanamkan niat yang kuat dalam diri. Hal ini penting untuk menumbuhkan semangat dan konsistensi.
Setelah yakin, kita dapat belajar memulai hidup ramah lingkungan dari hal kecil seperti menghemat penggunaan air dan listrik, serta mengurangi penggunaan kertas dan plastik. Sekecil apapun perubahan yang kita lakukan akan berdampak besar jika diakumulasikan.
2. Stop penggunaan barang-barang sekali pakai
Salah satu perubahan kecil yang berdampak besar adalah menghentikan penggunaan barang-barang sekali pakai dan beralih ke barang yang dapat digunakan berkali-kali. Salah satu contoh adalah dengan berhenti menggunakan sedotan plastik dan beralih ke sedotan berbahan stainless atau bambu yang bisa digunakan kembali.
ADVERTISEMENT
Menurut data Divers Clean Action, pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang. Jika dikalikan 7 hari, dalam seminggu pemakaian sedotan itu setara dengan jarak tiga kali keliling bumi. Dengan beralih menggunakan sedotan stainless, kita dapat membantu mengurangi ancaman sampah plastik di Indonesia.
3. Simpan hal-hal yang hanya dibutuhkan
Belajar ramah lingkungan artinya belajar untuk menggunakan hal-hal seperlunya dan mengurangi hal-hal yang berpotensi menjadi sampah. “Aku tuh nggak memperbolehkan anak-anak aku menerima barang-barang gratis di mall karena ujung-ujungnya ya pasti dibuang,” jelas Astri.
Selain itu, Astri juga memilih untuk membeli barang yang memang memiliki fungsi yang ia butuhkan dan memiliki kualitas yang bagus. Menurut Astri, kualitas barang adalah hal yang penting agar barang bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
ADVERTISEMENT
4. Belajar Memilah Sampah
Setelah mengubah diri sendiri, kita dapat memperluas jangkauan ke lingkungan sekitar, salah satunya adalah rumah. Astri misalnya, mulai menerapkan pemilahan sampah di rumahnya. Secara garis besar, ia membagi sampah di rumahnya menjadi dua kelompok yakni sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik dibagi menjadi dua yakni nabati dan hewani, sementara sampah anorganik dibagi menjadi empat yakni botol plastik, kantong plastik, kertas, dan pouch sachet.
Ia akan menjual sampah botol plastik kepada pemulung. Sedangkan sampah plastik lainnya akan ia serahkan kepada organisasi yang mampu mengolah, salah satunya adalah Waste 4 Change. Berbeda dengan sampah anorganik, sampah organik nabati Astri olah menjadi kompos.
5. Konsisten
Tantangan terbesar untuk memulai hidup ramah lingkungan biasanya adalah rasa malas. Maka dari itu, konsistensi menjadi hal yang harus dimiliki. Tanpa konsistensi, usaha yang telah kita bangun di awal menjadi sia-sia.
ADVERTISEMENT
“Semuanya bisa dimulai dari diri sendiri dengan konsistensi. Kelihatannya sih perubahan yang kita buat kecil, but trust me it does make a difference,” jelas Astri.
----
Bagaimana? Apakah kamu siap menjalani hidup ramah lingkungan? Semoga kita ingat bahwa saat ini, Bumi kita sedang membutuhkan bantuan. Sekecil apapun perubahan yang kita lakukan akan berarti bagi kelanjutan tempat tinggal kita di masa depan.