Perjalanan Cukup Menegangkan untuk Bertemu Suku Anak Dalam

Tommy Bernadus
blogger and story teller
Konten dari Pengguna
24 Juni 2018 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tommy Bernadus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sedari awal keberangkatan saya berpetualang ke Sumatera, teman yang mengajak saya, Hariadhi sudah mengatakan kepada saya bahwa kami akan bertemu dengan Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.Saya yang gemar berpetualang semasa menjadi mahasiswa tentunya so excited.
ADVERTISEMENT
Saya sudah pasti ingin bertemu dengan suku yang cukup terisolir seperti mereka.Pertemuan saya dengan Suku Anak Dalam ini, terjadi setelah perjalanan ke Lampung, Palembang dan Kota Jambi.
Dari Kota Jambi, dengan menggunakan mobil kecil LGCG kami menuju ke Kabupaten Serolangun, Kecamatan Air Hitam. Di sinilah kami akan mendatangi Rumah Jenang Jalaludin.
Jenang ini semacam Kepala Suku. Nanti akan saya ceritakan di blog yang lain.Berangkat dari Kota Jambi sekitar jam 13 WIB, kami tiba di Serolangun sudah jam 19.00 wib. Dari Serolangun inilah perjalanan akan dilanjutkan ke Kecamatan Air Hitam.
Perjalanan inilah yang saya sebut di judul dengan Cukup Menegangkan. Kenapa? Jalan yang kami lalui lebih dari 50 persen tidak beraspal dan melewati Hutan dan Perkebunan Sawit. Oh My God! Lepas dari jalan utama, kami mulai melintasi lintasan tanah berbatu. Perjalanan ini kurang lebih satu jam. Bayangkan satu jam melewati jalan seperti ini.
ADVERTISEMENT
Kami memang berpapasan dengan mobil lain. Tapi, itu bisa dihitung pakai jari. Jalan tanah berbatu ini, bukan tidak rata saja, tapi sempit. Pas dua mobil kecil. Bayangkan saja, kalau bertemu truk. Untunglah tidak.Sejam melintasi jalan tanah ini, akhirnya ketemu jalan beraspal. Aspal cukup mulus.
Tapi banyak tantangannya juga.Ada banyak rumah warga yang kami temui. Tapi tetap saja ketakutan masih melanda saya. Lah daerah asing, signal ponsel datang dan pergi.
Kalau ada apa-apa, saya sudah pasrah saja.Setelah kurang lebih 2 jam offroad, kami tiba di rumah Jenang Jalaludin. Karena sudah mengabari lewat ponsel, Jenang sudah mengumpulkan puluhan warga Suku Anak Dalam yang sebagian besarnya adalah anak-anak.
ADVERTISEMENT
Kami bertemu dengan Suku Anak Dalam ini, untuk membawa alat bantu pendidikan, dan juga sebuah laptop sumbangan yang kami beli dari Kota Jambi.Hariadhi memang mengumpulkan sumbangan untuk membantu Suku Anak Dalam ini.
Mereka memang tidak mendapat akses pendidikan yang baik. Sepanjang perjalanan ke dalam hutan dan kebun sawit, saya tidak melihat ada sekolah. Kami juga membawa makanan berupa ikan kaleng dan makanan berupa ikan lele yang kami beli dalam perjalanan. Ada tahu tempe juga.
Kami ingin mengajak mereka makan yang agak berbeda.Setelah tiba, Hariadhi menyerahkan bantuan alat penunjang pendidikan dan buku. Mereka sangat senang. Saya juga berbincang dengan Jenang Jalaludin.
Banyak yang diceritakannya. Saya tulis di blog yang lain nantinya.Kami juga makan bersama. Suasana sangat asik di tengah hutan apalagi suasana malam itu hujan. Kurang lebih dua jam kami berada di rumah Jenang Jalaludin. Setelah dua jam, kami harus melanjutkan perjalanan ke Sumatra Barat.
ADVERTISEMENT
Tengah malam sehabis hujan kami menuju ke Serolangun. Saya kembali diselimuti suasana tegang karena kembali melewati jalan yang sama tapi sehabis hujan. Kebayang kalau selip atau pecah ban. Tidak ada signal. Kalau minta bantuan, warga sudah tidur. Hampir setiap saat saya mengucap doa dalam hati. Dan kami pun sampai di jalan utama. Thanks God.