3 Kandidat Ketua MUI 2020-2025

Tony Rosyid
Pengamat politik
Konten dari Pengguna
25 November 2020 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Hari ini sampai lusa, rabu-jumat, tanggal 25-27 Nopember MUI menyelenggarakan Munas ke X. Dalam Munas ini MUI akan memilih seorang ketua baru.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pimpinan MUI sangat strategis. Dua hal yang membuat kepemimpinan MUI ke depan sangat strategis. Pertama, dipinangnya K.H. Ma'ruf Amin, ketua MUI periode 2015-2020 jadi cawapres presiden Jokowi. Dalam pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf terpilih. Dan K.H. Ma'ruf Amin secara definitif dilantik jadi wapres.
Kedua, MUI belakangan ini mampu tampil elegan dan memaksimalkan perannya mewakili suara umat, terutama terkait kebijakan-kebijakan publik. Tidak saja amal Ma'ruf, tapi juga tegas dalam memerankan fungsi "nahi munkar"-nya.
Dua posisi ini membuat MUI strategis, karena akan diperhitungkan perannya tidak saja oleh umat Islam, tetapi juga rakyat Indonesia secara umum. Tidak saja secara politik, tetapi juga secara moral.
Meski demikian, MUI memiliki mekanisme tersendiri, yang berbeda dari umumnya organisasi, dalam memilih calon seorang pemimpin. Dalam konteks pemilihan ketua, MUI memiliki sistem formatur. Ada belasan ulama yang menjadi anggota formatur, di antaranya Ketua dan Sekjen MUI yang lama, perwakilan ormas seperti NU dan Muhammadiyah, serta yang lain-lain.
ADVERTISEMENT
MUI adalah organisasi yang anggotanya adalah para ulama', zuama' dan cendekiawan muslim. Maka, otomatis kandidat yang akan dicalonkan adalah mereka yang tergolong ulama', zuama' atau cendekiawan muslim.
Kandidat yang muncul dan santer dibicarakan publik dalam Munas MUI kali ini di antaranya adalah K. H. Miftahul Ahyar, Rais Suriah PBNU. Tokoh yang satu ini dikenal alim (tafaqquh fiddin), bersahaja dan sederhana. Meski baru setahun menggantikan posisi K.H. Ma'ruf Amin di NU, K.H. Miftahul Ahyar sudah mulai dikenal dan tak asing bagi masyarakat. Sang Kiai juga mewakili NU, organisasi terbesar di Indonesia.
Selain K.H.Miftahul Ahyar, muncul nama Buya Dr. Anwar Abbas, Sekjen MUI saat ini. Buya Dr. Anwar Abbas akhir-akhir ini sering muncul namanya di media. Sikap kritisnya terhadap sejumlah kebijakan pemerintah dan persoalan-persoalan sosial telah ikut mengangkat nama baik dan menjaga marwah MUI.
ADVERTISEMENT
Di luar kedua tokoh tersebut, ada nama K.H. Buchori Abdusdomad, Ketua MUI Jawa Timur. Munculnya K.H.Abdussomad seolah mewakili suara umat Islam dari daerah.
Siapa di antara ketiga tokoh ini yang akan terpilih menjadi ketua MUI ke depan? Tim formatur yang akan mencermati, menelaah dan menggodok secara serius siapa di antara mereka yang akhirnya diberi amanah untuk memimpin MUI lima tahun ke depan.
Tak menutup kemungkinan juga akan muncul tokoh diluar tiga nama tersebut. Dalam hal ini, ormas dan umat menyerahkan sepenuhnya kepada anggota formatur untuk memilih mana yang terbaik menurut mereka. Di tangan mereka, pemilihan ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Atas dasar inilah, "ultimate trust" umat kepada para formatur tersebut dipasrahkan.
ADVERTISEMENT
Di tengah situasi politik yang relatif gaduh seperti sekarang ini, umat hanya berharap pertama, pemilihan ketua MUI dilakukan dengan proses yang elegan, terhormat, bermartabat, dan tanpa intervensi dari pihak manapun. Keikhlasan, kejujuran dan kearifan harus menjadi pondasi dalam suksesi MUI kali ini. Kedua, yang terpilih adalah ulama yang ke depan diharapkan mampu menjaga marwah dan independensi MUI, serta mampu membawa MUI semakin besar peran dan manfaatnya untuk umat dan bangsa.
Jakarta, 25 Nopember 2020