Dana Haji Harus Dijaga

Tony Rosyid
Pengamat politik
Konten dari Pengguna
22 Juli 2021 10:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi uang Riyal Arab Saudi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang Riyal Arab Saudi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Tony Rosyid

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

ADVERTISEMENT
Di mana ada gula, di situ ada semut. Begitu pepatah kuno mengatakan. Anda kaya, banyak orang yang datang. Mengaku sebagai saudara, sahabat atau mitra usaha. Tujuan mereka: Membidik uang Anda. Ada yang dengan cara legal, tak sedikit dengan cara ilegal.
ADVERTISEMENT
Jadi orang kaya, ada enaknya, ada juga enggak enaknya. Enaknya, Anda gak perlu harus bekerja, karena uang Andalah yang akan membuat Anda makin tambah kaya. Kerja pakai uang lebih cepat dari pada kerja pakai tenaga dan pikiran. Para profesional tetap dikendalikan oleh pemilik uang.
Enggak enaknya jadi orang kaya, waktu anda akan diganggu banyak orang. Hari-hari, proposal datang. Setiap detik, HP anda berdering. Sekadar kenalan, atau mengusulkan pertemuan. Risiko orang kaya.
BPKH (Badan Pengelolaan Dana Haji) saat ini sedang pegang banyak uang. Ukuran lembaga, ini kaya raya. Bukan uang lembaga, tapi uang umat. Tepatnya, uang calon jemaah haji. Totalnya 149,1 triliun. BPKH yang diberi amanat mengelola.
Banyak yang mengintip. Cari celah bagaimana bisa akses ke BPKH. Ajukan proposal untuk investasi macam-macam. BUMN, BUMD, perusahaan swasta, perbankan, semua bernafsu untuk memanfaatkan dana haji ini.
ADVERTISEMENT
Satu sisi, ini menjanjikan profit besar. Makin besar profit, makin untung calon jemaah haji. Di mana untungnya? Di biaya haji. Setor di awal 25 juta. Kalau dana haji yang diinvestasikan BPKH menghasilkan profit besar, bisa-bisa saat berangkat haji nanti calon jemaah enggak perlu lagi nambah setoran 10 juta sebagaimana yang berlaku selama ini. Boleh jadi uang sakunya juga akan ditambah. Dari 6 juta jadi 10 juta. Ini kalau hanya berpikir profit gede. Masalahnya, profit gede, risiko juga gede.
Ingat, ini dana umat. Dana calon jemaah haji. BPKH harus memastikan dana itu tersedia ketika jemaah haji berangkat. Jangan sampai terjadi, saat pemberangkatan, dana haji gak cukup. Alasanya: Investasi gagal, atau usaha bangkrut. Dan haji dibatalkan. Kiamat! Banyak yang sudah mengingatkan akan hal ini.
ADVERTISEMENT
Karena itu, dana haji mesti dikelola dengan sangat hati-hati. Selain di usaha halal, pastikan harus betul-betul aman. Tak apa profit rendah, asal aman dan cukup untuk subsidi jemaah yang berangkat.
Setiap jemaah haji menyetor sekitar 35 juta. Biaya haji itu sekitar 70 juta. Maka, perlu disubsidi. Dari mana? Dari pemerintah? Tidak. Pemerintah sendiri sedang kesulitan likuiditas. Di kuartal I 2021, ekonomi masih terkontraksi. Pertumbuhan minus 0,74 persen (year on year/y on y). Keseimbangan primernya negatif. Maksudnya? Saat ini pemerintah masih harus membayar cicilan utang dan bunga dengan utang baru. Itulah yang disebut keseimbangan primer negatif. Defisit APBN jadi faktornya.
Lalu dari mana dana subsidinya? Profit pengelolaan (investasi) dana haji. Ada 5,1 juta jemaah yang sudah setor. Terkumpul sekitar 149,1 triliun. Inilah yang dikelola, hasilnya untuk mensubsidi jemaah yang berangkat.
ADVERTISEMENT
Di tengah profit pas-pasan (yaitu 5,4 persen) untuk mensubsidi jemaah haji yang berangkat, godaan ke BPKH makin kencang. Tawarannya: investasi dengan profit yang lebih besar. Dengan profit besar, subsidi tercukupi. Cukup menggiurkan! Pertanyaannya: Aman tidak?
BPKH mesti membuka diri untuk tetap menerima dan membaca semua masukan. Semuanya mesti dihitung, dikalkulasi, dianalisis manfaat dan tingkat risikonya, sesuai standar keamanan yang menjadi prinsip pengelolaan dana haji ini.
Saat ini, banyak pihak yang sedang mendorong, bahkan mendesak BPKH untuk menginvestasikan dana haji di usaha yang profitnya lebih tinggi. Bahkan sangat menggoda. Namanya juga proposal.
Dengan berbagai cara, desakan investasi terus dilakukan. Ada yang menghajar dan nuduh BPKH gak becus urus dana haji. Ada yang menyoal profitnya. Katanya, terlalu kecil. Di balik itu, ada pihak-pihak yang sedang mengatur negosiasi. Untuk tujuan apa? BPKH membuka diri untuk mau biayai usaha-usaha mereka.
ADVERTISEMENT
Dana 149,1 triliun itu akan terus diincar dan diperebutkan oleh banyak pihak. Sampai kapanpun. Ini peluang modal yang menggiurkan. Tetapi, tetap harus waspada dan penuh kehati-hatian.
Jakarta, 22 Juli 2021