news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Pundak Prabowo-Sandi, Indonesia Menanti

Tony Rosyid
Pengamat politik
Konten dari Pengguna
17 April 2019 14:33 WIB
Tulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) bersama Sandiaga Uno (kanan). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) bersama Sandiaga Uno (kanan). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Jokowi kalah! Begitu kira-kira rilis sejumlah survei. Itu prediksi. Kepastiannya tetap harus menunggu real count KPU.
ADVERTISEMENT
Lesu, letih dan lelah tampak di wajah Jokowi. Tak seperti biasanya. Semangatnya seperti hilang ditelan situasi politik yang lagi kurang berpihak kepadanya. Elektabilitasnya terus turun, bahkan disalip lawannya. Setelah semua energi dan resources habis, elektabilitas petahana ini tak mampu bangkit kembali.
Kalah! Barangkali ini satu-satunya "kata" yang membayangkan di pilpres 2019. Umroh menjadi "spiritual journey" yang diharapkan mampu menetralisir gejolak batin Sang Petahana. Sebuah terapi teologis yang dilakukan oleh umumnya umat Islam ketika berhadapan dengan masalah. Akan efektif jika niatnya lurus kedepan.
Sementara Prabowo, ditemani Sandi, menggelar doa bersama. Doa kemenangan? Itu salah satunya. Persis di malam terakhir jelang pencoblosan. Doa bersama ini agak sempurna, karena dihadiri tokoh-tokoh lintas agama. Muslim, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha.
ADVERTISEMENT
Ustaz Bachtiar Nasir, ketua Majlis Pelayan Indonesia (MPI) yang dikenal sebagai salah satu jenderal umat ini mewakili tokoh Islam. Disusul perwakilan dari Agamawan Hindu, lalu Budha, kemudian Kristen dan Katholik.
Doanya hampir mirip: pertama, pilpres aman dan damai. Kedua, berjalan dengan jujur dan adil. Ketiga, Prabowo-Sandi jadi presiden dan wakil presiden yang mengokohkan persatuan seluruh rakyat Indonesia dalam bingkai NKRI.
Enggak ada doa khilafah? Aya-aya wae sampean ini. Ya pasti NKRI-lah. Jangan-jangan sampean nuduh khilafah, takut kalah ya? Sentil para pendukung Prabowo-Sandi.
Jelang beberapa menit, Prabowo, didampingi Sandi konferensi pers. Percaya dan penuh keyakinan diri, Prabowo mengumumkan hasil survei internalnya. Bahwa pasangan Prabowo-Sandi akan menang telak: Elektabilitasnya kira-kira 63,26 persen. Wow! Ini benar-benar kejutan. Terutama bagi sejumlah lembaga survei yang merilis kemenangan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Apakah hasil survei Prabowo akurat? Pengalaman Pilgub DKI 2017, Prabowo berani umumkan di depan media bahwa Anies-Sandi akan menang telak di angka 58 persen. Faktanya? Hampir seratus persen tepat. Yaitu 57,96 persen. Selisih 0,04 persen.
Apakah ketepatan survei DKI ini juga akan berlaku untuk pilpres kali ini?Tetap kita akan tunggu hasil realnya. Malam ini akan ada quick count (hitung cepat). Dari quick count ini akan ketahuan siapa pemenangnya. Penonton harap bersabar!
Yang menarik justru pesan Prabowo jika diberi kemenangan. Yakin menang nih? Sepertinya begitu. Enggak dosa juga kan kalau ada yang memprediksi Prabowo-Sandi menang?
Dalam pidato kebangsaannya Selasa malam kemarin (16/4) Prabowo bilang, kira-kira kesimpulannya begini:
"Demokrasi meniscayakan pergantian bupati, walikota, gubernur dan presiden. Ini siklus lima tahunan. Yang terpenting, kalau saya (Prabowo) jadi presiden, demokrasi lima tahunan ini dijamin tidak akan lagi punya ruang untuk merusak sistem dan fungsi ketatanegaraan kita. Caranya? Dengan menjaga independensi dan kenetralan aparat, baik itu TNI maupun Polri. PNS juga harus netral. KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara harus bekerja secara profesional. alias tidak memihak. BUMN dan BUMD tidak boleh dilibatkan sebagai penyedia logistik kampanye oleh siapapun, terutama penguasa. Negara dengan semua institusinya di bawah Prabowo-Sandi, bekerja secara normal, proposional dan profesional. Tidak ikut dalam hiruk pikuk pemilu."
ADVERTISEMENT
Tajam sekali narasi Prabowo ini. Halus, tapi menusuk langsung pada jantung persoalan. Kena di ulu hati. Normatif, tapi substansinya membongkar semua sisi gelap pemilu saat ini.
Oposisi bisa menang jika hadir sebagai antitesa terhadap petahana. Dan saat ini, Prabowo melakukannya dengan sangat tepat. Kendati di ujung waktu. Tapi berdampak, dan bisa sangat efektif.
Dengan antitesa ini, kalkulasi politik, Prabowo bisa menang telak. Jika prediksi ini benar, di pundak Prabowo-Sandi ada harapan perubahan untuk bangsa di masa depan.
Perubahan adalah pesta kemenangan yang menjadi tumpuan harapan bagi seluruh rakyat Indonesia. Perubahan inilah yang harus diwujudkan Prabowo-Sandi sebagai kesepakatan politik dengan rakyat.
Selamat Pak Prabowo-Sandi, jika takdir memilih kalian jadi presiden dan wakil presiden, berarti ada amanah rakyat di pundak kalian. Indonesia tak sabar menanti.
ADVERTISEMENT
Jakarta, 17/4/2019