Yudo Margono Jadi Panglima, Siapa KSAL Berikutnya?

Tony Rosyid
Pengamat politik
Konten dari Pengguna
29 November 2022 11:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksmana Yudo Margono. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksmana Yudo Margono. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selamat kepada KSAL Laksamana Yudo Margono yang telah dipilih dan diberi amanat oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Panglima TNI, menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang akan pensiun di bulan Desember tahun ini.
ADVERTISEMENT
Meski tidak ada keharusan bagi Presiden Jokowi untuk memilih Panglima berdasarkan giliran antar matra angkatan, namun bunyi pasal 13 ayat (4) UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 yang berbunyi "bahwa jabatan Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira Tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan", ini semacam bentuk anjuran agar pimpinan di TNI dipilih secara bergiliran antar matra. Ini bertujuan sekurang-kurangnya untuk menjaga kesetaraan dan memelihara semangat prajurit di semua matra angkatan.
Rotasi Panglima TNI dalam UU TNI tersebut memang terkesan tidak tegas atau diwajibkan, lantaran fokus tugas TNI sangat vital yaitu menjaga kedaulatan rakyat. Maka, untuk memenuhi kebutuhan ini butuh analisa yang tepat dan akurat dari seorang presiden, terutama ketika negara sedang mengalami ancaman nasional. Kadar ancaman nasional ini menjadi faktor prioritas bagi presiden untuk menunjuk siapa calon Panglima TNI yang tepat saat ini.
ADVERTISEMENT
Keputusan Presiden Jokowi mengangkat Laksamana Yudo Margono sudah sangat tepat mengingat pertama, tantangan TNI yang paling krusial saat ini adalah konflik Natuna. Ketegangan global di dunia militer akhir-akhir ini terkonsentrasi di Laut China Selatan, dekat dengan laut Natuna. Ini adalah bagian wilayah operasi Angkatan Laut. Di samping faktor laut Indonesia yang luasnya 75 persen dari daratan. Dalam hal ini, Laksamana Yudo Margono punya tugas tidak ringan terutama bagaimana memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim.
Kedua, mengacu pada kebutuhan konsep giliran yang dianjurkan oleh UU TNI, sekarang jatahnya Angkatan Laut setelah tiga kali Panglima TNI dijabat oleh Angkatan Darat dan sekali dijabat oleh Angkatan Udara.
Setelah laksamana Yudo Margono menjadi Panglima TNI, siapa yang akan mengisi posisi sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) setelah ditinggal oleh Laksamana Yudo Margono?
ADVERTISEMENT
Pertimbangan yang harus dihadirkan dalam memilih KSAL adalah keselarasan dan sinergitas kinerja dengan Panglima TNI. Panglima TNI dalam menjalankan tugasnya mesti mendapat support dan loyalitas mutlak dari masing-masing kesatuan, terutama Angkatan Laut di mana Yudo Margono berasal. Jangan sampai ada resistensi, bahkan konflik antara Panglima TNI dengan kesatuan angkatan yang sempat mencuat di era sebelumnya.
Dalam tubuh TNI, satunya komando dan kekompakan adalah simbol kesatuan dan persatuan bangsa. Kisruh dan tidak satu komandonya TNI akan berpotensi mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Ini pernah terjadi di tahun 1960-an yang semestinya tidak terulang kembali.
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono. Foto: Dispen AL
Nama Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal), Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono mulai disebut-sebut. Ahmadi Heri Purwono adalah Wakasal yang juga merupakan kawan satu letting Yudo Margono. Keduanya selama ini telah berhasil membangun sinergitas sebagai KSAL dan Wakasal tanpa ada resistensi.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pihak menganggap bahwa penunjukan Ahmadi Heri Purwono sebagai KSAL menggantikan Yudo Margono tepat karena pertama, sebagai Wakasal Ahmadi Heri telah mendampingi KSAL dengan semua isu dan tantangannya. Wakasal tahu persis kondisi Angkatan Laut dengan segala kelebihan, kekurangan dan dinamika ancaman. Ini akan sangat membantu dalam kolaborasi kerja yang akan dilakukan bersama Yudo Margono saat memegang tongkat komando sebagai Panglima TNI.
Kedua, mengingat potensi para perwira yang dimiliki AL cukup banyak dan siap untuk menjadi orang nomor satu di TNI AL, mereka masih punya waktu cukup panjang dan tetap berpeluang untuk menjadi KSAL pasca Ahmadi Heri.