Gunung Merapi Erupsi di Tengah Wabah Corona

Topan Ramadhan
Traveller, Writter and Researcher in Geosciences IAGI-FGMI-MAGI Instagram @topanrmdhans
Konten dari Pengguna
28 Maret 2020 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Topan Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Asap solfatara keluar dari puncak Gunung Merapi usai erupsi terlihat dari Candi Pralosan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (28/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
zoom-in-whitePerbesar
Asap solfatara keluar dari puncak Gunung Merapi usai erupsi terlihat dari Candi Pralosan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (28/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
ADVERTISEMENT
Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan material atau erupsi pada tanggal Jumat (27/03) pukul 10:56 WIB dan pukul 21:46 WIB, lalu pada pagi ini Sabtu (28/03) pukul 05:21 WIB. Masing-masing erupsi memiliki perbedaan besaran letusan di antaranya pada 27/03/2020 pukul 10:56 WIB dengan karakteristik erupsi yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi erupsi 7 menit. Teramati tinggi kolom erupsi ± 5.000 meter dari puncak. Arah angin saat erupsi mengarah ke Barat Daya.
Visualisasi puncak gunung Merapi pada saat erupsi tanggal 27 Maret 2020 pukul 10:54 WIB (https://twitter.com/BPPTKG/)
Pada malam hari, erupsi Gunung Merapi terjadi Jumat (27/03) pukul 21:46 WIB. Erupsi yang tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi letusan selama 180 detik. Kolom erupsi yang teramati setinggi 1.000 m di atas puncak condong mengarah ke arah Barat. Lalu pagi tadi, Terjadi erupsi Gunung Merapi Sabtu (28/3) pada pukul 05:21 WIB. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 50 mm dan durasi 180 detik. Teramati tinggi kolom erupsi 2000 m. Arah angin saat erupsi ke arah Barat.
ADVERTISEMENT
Erupsi yang terjadi pada kemarin Jumat (27/03), mengejutkan warga di sekitar dan Indonesia umumnya, di tengah merebaknya wabah Virus Corona yang menyebabkan penyakit COVID-19 mengakibatkan 1.046 kasus terkonfismasi di Indonesia (update: Jumat 27/03). Dengan semakin meningkatnya laporan kasus Corona, pemerintah giat mengingatkan agar masyarakat tetap berada di rumah dan mengurangi aktivitas di luar serta berkumpul.
Tapi, dengan adanya letusan Gunung Merapi kemarin Jumat (27/03), banyak mengejutkan warga, terutama kolom erupsi mengudara setinggi 5.000 meter (5 km). Untuk di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri jumlah kasus Virus Corona per pukul 16.00 WIB, Jumat (27/3) berjumlah 19 pasien positif.
Update dari jumlah pasien virus Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta (https://twitter.com/humas_jogja/status/1243484051949879297/photo/1)
Berdasarkan penjelasan pers dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)-Badan Geologi dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, erupsi yang terjadi pukul 1o.56 WIB, (27/03), material letusan didominasi gas vulkanik.
ADVERTISEMENT
Kejadian semacam ini mengindikasikan bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung. Ancaman letusan ini berupa Awanpanas dan lontaran material vulkanik dengan radius <3km. Bersama keterangan tersebut BPPTKG mengingatkan bahwa masyarakat diimbau tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa dengan tetap menjaga jarak aman di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Kondisi gunung Merapi dari Pos Gunung Merapi di Kaliurang, Sleman, DIY. (sumber: https://twitter.com/BPPTKG/status/1243674735805788160/photo/1)
BPPTKG juga mengingatkan bahwa status Gunung Merapi tetap pada level II atau Tingkat aktivitas waspada. Rekomendasi jarak bahaya dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi. Kemudian, status ini sudah ditetapkan sejak 21 Mei 2018.