Dimensi Transformasi Ekonomi (1)

Tri Cahyo Wibowo
Instructor, coach, writer, and consultant of productivity. Civil servant at Jakarta Productivity Development Center (Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah Provinsi DKI Jakarta).
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2021 8:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tri Cahyo Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bisnis. Sumber: pxhere.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bisnis. Sumber: pxhere.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dr. Woon Kin Chung (APO Alternate Director of Singapore) pada Workshop on Productivity, Quality, and Innovation for Transforming Economies tanggal 27 Januari 2021 menyampaikan bahwa transformasi ekonomi pada dasarnya memiliki dua faktor perubahan, yaitu peningkatan (upgrading) dan restrukturisasi.
ADVERTISEMENT
Upgrading berfokus pada peningkatan produktivitas di dalam sebuah sektor usaha/industri. Upgrading dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas dari perusahaan dan industri di semua sektor dan melakukan realokasi sumber daya dari perusahaan yang memiliki tingkat produktivitas rendah kepada perusahaan yang memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi.
Di sisi lain, restrukturisasi berfokus pada peningkatan produktivitas di antara sektor-sektor yang berbeda. Hal yang dapat dilakukan untuk menunjang restrukturisasi ini adalah dengan memindahkan sumber daya produktif dari sektor yang rendah tingkat produktivitasnya menuju sektor yang lebih tinggi tingkat produktivitasnya dan meningkatkan pertumbuhan pada industri-industri yang memiliki nilai tambah (value added) yang tinggi.
Gambaran dari kedua hal tersebut dapat dilihat dari grafik di bawah ini:
Grafik ilustrasi upgrading dan restrukturisasi ekonomi. Sumber: Presentasi Dr. Woon Kin Chung pada Workshop on Productivity, Quality, and Innovation for Transforming Economies (Januari 2021)
Grafik tersebut menunjukkan ilustrasi sederhana apa itu upgrading dan restrukturisasi ekonomi. Anggaplah dalam sebuah bisnis roti kita memiliki output tepung dan gula yang masing-masing memiliki tingkat efisiensinya. Titik D dan E menggambarkan tingkat efisiensi gula dan tepung yang belum maksimal. Pada titik tersebut terlihat bahwa tidak semua sumber daya dapat dikelola dengan maksimal.
ADVERTISEMENT
Perusahaan roti itu lalu melakukan upgrading, yaitu dengan cara memaksimalkan pemberdayaan sumber daya, seperti: melatih karyawan, memperbaiki mesin/peralatan yang tidak optimal, memperbaiki manajerial, dsb, maka efisiensi output antara gula dan tepung meningkat di titik A, B, dan C yang merupakan batas efisiensi maksimal yang bisa dicapai oleh perusahaan.
Jika perusahaan roti ini ingin bisa mencapai hasil lebih lagi (di titik F), maka ia perlu berkolaborasi dengan perusahaan/industri lainnya. Inilah gambaran sederhana dari upgrading dan restrukturisasi ekonomi.

Kerangka untuk Mencapai Produktivitas Tinggi Melalui Transformasi Ekonomi

Terdapat beberapa hal yang akan mempengaruhi perkembangan produktivitas pada sebuah perusahaan/industri. Hal tersebut dapat dilihat dari kerangka berikut ini.
Gambar kerangka kerja untuk memperoleh pertumbuhan produktivitas yang tinggi. Sumber: Presentasi Dr. Woon Kin Chung pada Workshop on Productivity, Quality, and Innovation for Transforming Economies (Januari 2021)
Intervensi mendasar yang merupakan pendukung bisnis (business enablers) adalah Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi, dan lingkungan bisnis, sedangkan pendukung makronya (macro enablers) adalah kondisi institusi (institutional environment), infrastruktur, dan stabilitas makro ekonomi.
ADVERTISEMENT
Pergerakan produktivitas (productivity movement) menjadi faktor terdekat untuk melakukan upgrading dan restrukturisasi ekonomi. Target intervensi dalam upgrading ekonomi adalah perusahaan-perusahaan dan level sektoral, yaitu dengan melakukan peningkatan pada struktur ekonomi yang ada, sedangkan target intervensi pada restrukturisasi adalah struktur ekonomi melalui kebijakan industri yang akan mengubah struktur ekonomi dari waktu ke waktu.

Dimensi 1: Upgrading

Pengungkit (levers) dalam rangka upgrading ekonomi dari sisi perusahaan adalah: UMKM, perusahaan besar, dan BUMN, sedangkan sektor pengungkitnya adalah: pertanian, industri, dan servis (pelayanan).
UMKM biasanya mendominasi lebih dari 95 persen perusahaan yang ada, namun tingkat produktivitasnya hanya sekitar 25 persen dari rata-rata ekonomi. Banyak UMKM yang memiliki usaha dengan nilai tambah yang rendah, biasanya di sektor informal. Hal ini menjadi salah satu pemicu rendahnya produktivitas. Tantangannya adalah untuk meningkatkan produktivitas dari UMKM tersebut.
ADVERTISEMENT
Perusahaan-perusahaan besar biasanya hanya menempati porsi sekitar 5 persen dari keseluruhan bisnis yang ada. Perusahaan besar biasanya memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, namun karena jumlahnya yang sedikit, maka pengaruhnya terhadap ekonomi pun belum signifikan. Permasalahan lain adalah bahwa terdapat gap (celah) antara UMKM dengan perusahaan besar. Tantangan dalam upgrading ini adalah untuk membuat lingkungan inkubator bagi UMKM agar bisa dikembangkan menjadi perusahaan besar.
Usaha lain yang ada adalah BUMN. Usaha ini memiliki kehadiran yang kuat namun kualitasnya masih belum terlalu baik, hal ini disebabkan BUMN masih didanai oleh pemerintah dan tingkat akuntabilitasnya belum sebaik perusahaan swasta yang besar.
Selain jenis perusahaan yang menjadi pengungkit upgrading ekonomi, faktor berikutnya adalah sektor-sektor industri yang terlibat. Hal ini akan dibahas lebih lanjut di Part 2.
ADVERTISEMENT
~Tri Cahyo Wibowo, Instruktur Produktivitas di Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah Prov. DKI Jakarta~