Quranic Productivity: Meraih Kunci Sukses (1)

Tri Cahyo Wibowo
Instructor, coach, writer, and consultant of productivity. Civil servant at Jakarta Productivity Development Center (Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah Provinsi DKI Jakarta).
Konten dari Pengguna
23 Mei 2022 10:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tri Cahyo Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Quranic Productivity mengajak pembaca menggali nilai-nilai produktivitas yang terkandung di dalam Al-Qur'an.
Ilustrasi sukses. FOTO: pexels.com/Andrea Piacquadio
Melalui tulisan sebelumnya, kita telah mengetahui tujuan penciptaan manusia, yaitu untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT, serta manusia pun memiliki sebuah misi khusus sebagai khalifah/pengelola bumi.
ADVERTISEMENT
Tentu saja itu bukanlah tugas yang sederhana, sehingga Allah yang Maha Rahman memberikan pembimbingan dan pengarahan melalui Al-Quran.

Pengambilan Komitmen Pertama Manusia oleh Tuhannya

Manusia diciptakan berangsur-angsur di dalam perut ibunya, sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada seorang ibu, meskipun sejatinya bisa saja Ia menciptakannya secara langsung.
Setiap ruh anak-cucu Adam diambil komitmen sebelum ia dilahirkan ke dunia.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ ١٧٢
Terjemahan: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), "Bukanlah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini," [QS. Al-A’raf (7): 172].
ADVERTISEMENT
Hal ini bermakna bahwa sejatinya fitrah manusia adalah menyembah Tuhan Yang Esa, Allah SWT. Akan tetapi, lingkunganlah yang pada akhirnya membuat ia berubah.
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dza'bi] dari [Az Zuhriy] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani, atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?" [Shahih Bukhari no. 1296].
ADVERTISEMENT
Lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap keputusan dan pilihan seseorang, sehingga banyak sekali kita temukan manusia yang masih mencari jati dirinya. Apa tujuan ia berada di dunia ini? Untuk apa? Pencarian itu yang terus-menerus menggelayuti hatinya.

Kunci Sukses Pertama: Syahadat

Lingkungan mampu menggeser fithrah manusia yang semula beriman kepada Allah SWT menjadi beriman kepada selain-Nya, atau bahkan tidak beriman sama sekali, tidak meyakini adanya Tuhan.
Hal ini mengisyaratkan bahwa komitmen keimanan kepada Allah SWT perlu senantiasa diperbarui dan diperjuangkan agar kemantapan hati tak pernah goyah.
Mengapa syahadat menjadi indikator kesuksesan seorang manusia/Muslim? Perlu kita sadari pada dasarnya kehidupan manusia sejatinya bukan hanya di dunia ini saja. Ada kehidupan lain yang perlu dilalui oleh manusia, ialah alam kubur dan akhirat.
ADVERTISEMENT
وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌۭ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِى ٱلْقُبُورِ ٧
Terjemahan: dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur. [QS. Al-Hajj (22): 7].
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۢ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ١٨
Terjemahan: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Hasyr (59): 18].
Manusia yang diberikan tugas untuk beraktifitas di bumi kelak akan meninggalkan dunia ini dan memasuki alam lain, yaitu alam kubur dan alam akhirat. Oleh karenanya, kesuksesan hakiki adalah saat seorang manusia mampu selamat dari seluruh rangkaian kehidupannya di dunia maupun kehidupan sesudah kematiannya.
ADVERTISEMENT
Apa yang menjadi kunci utamanya? Ialah syahadat, pengakuan yang tulus dan ikhlas bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Dengan mendeklarasikan bahwa tiada Tuhan selain Allah, maka sepenuhnya kita menyerahkan hidup kita agar tunduk dan patuh diatur oleh ketentuan dari Allah SWT yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Itulah mengapa dua kalimat ini tak bisa dipisahkan.
Hanya mengakui Allah adalah Tuhan yang layak disembah dan tiada sekutu atas-Nya tanpa mengakui kerasulan dan kenabian Muhammad SAW tidak akan menyempurnakan keyakinan kita.

Menggapai Kesuksesan Hakiki

Setelah kita mengetahui bahwa hidup kita masih akan berlanjut setelah melalui fase di dunia ini, maka menjadi baik sekali jika kita mempersiapkannya sedini mungkin karena perpindahan kita dari dunia ini menuju kehidupan berikutnya sama sekali tidak bisa diprediksi. Ia bukan bergantung kepada umur ataupun kesehatan, ia sepenuhnya hak prerogatif Allah untuk menentukan, tanpa penundaan ataupun percepatan.
ADVERTISEMENT
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Terjemahan: “Siapa meninggal dunia sementara dia mengetahui bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah pasti masuk surga.” [HR. Muslim].
Apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW ini menjadi isyarat bagi kita agar bekal kembali menuju kehidupan yang hakiki kita persiapkan matang-matang di dunia, agar kita dapat memperoleh kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.
Meskipun telah dijamin bagi mereka yang beriman akan masuk surga, akan tetapi hisab pun tetap berlaku. Segala yang kita perbuat di dunia pasti akan diperhitungkan dan dibalas kelak di sana oleh Allah SWT semata. Semoga Allah mudahkan perjalanan kita di dunia, dimudahkan hisab, terhindar dari neraka, dan kekal abadi di surga menatap indah wajah-Nya bersama orang-orang tercinta. Aamiin.
ADVERTISEMENT
Wallahu a’lam bish-shawwab.