KKN UIN Walisongo, Tumbuhkan Cinta Budaya Daerah di Masa Pandemi Lewat Seni Tari

tri eka hartati
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Syariah UIN Walisongo Semarang
Konten dari Pengguna
12 Oktober 2020 6:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari tri eka hartati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Latihan tari tradisional oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo
Penulis: Tri Eka Hartati
BUMIJAWA- Pelaksanaan kegiatan latihan tari tradisional bersama anak-anak di Rt 04 Rw 02 Desa Bumijawa Kabupaten Tegal dalam program KKN Reguler Dari Rumah 75 UIN Walisongo Semarang kelompok 111 (Minggu, 11 Oktober 2020), sebagai inovasi dalam salah satu upaya meningkatkan kecintaan pada budaya daerah.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya pandemi seperti sekarang ini berdampak hampir ke seluruh lini kehidupan, salah satu diantaranya adalah kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19, pemerintah Kabupaten Tegal mengeluarkan kebijakan dengan meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk sementara waktu. Kegiatan belajar mengajar dikelas dengan tatap muka secara langsung bergeser menjadi pendidikan jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring) dengan sistem online.
Tidak optimalnya dalam pelaksanaan sistem online ini mengakibatkan para siswa kesulitan dalam menerima materi pelajaran ditambah dengan banyaknya tugas, sehingga membuat mereka merasa jenuh. Diadakannya latihan tari bersama ini oleh mahasiswa KKN kelompok 111 menjadi suatu inisiatif agar selain anak-anak belajar bidang akademik tetapi juga diimbangi dengan belajar di bidang non akademik.
ADVERTISEMENT
“Ide diadakannya kegiatan ini adalah untuk mengenalkan tari-tarian tradisional sebagai media dalam menumbuhkembangkan bakat dan minat anak-anak.” Ungkap Ari (22), selaku Kordes kelompok 111
Kegiatan ini diikuti sekitar 20 anak-anak. Pemilihan tarian yang diajarkan sesuai dengan usia audience yang mengikuti pelatihan tari pada kegiatan ini.
“Melihat dari peserta yang mengikuti latihan tari adalah anak-anak usia 6-12 tahun, maka kami memilih Tari Candik Ayu dimana gerakannya tidak terlalu rumit sehingga mereka dapat dengan mudah memahaminya.” Ungkap Alfin (21), selaku salah satu penanggungjawab acara.
Tari Candik Ayu berasal dari kata Candik yang berarti sekelompok dan Ayu yang berarti cantik atau elok. Tari Candik Ayu merupakan tarian sekelompok anak-anak yang masih polos dalam gerak dan langkahnya sedang bergembira bermain dan bercanda bersama.
ADVERTISEMENT
Budaya adalah suatu warisan dari nenek moyang kita yang tak ternilai harganya. Diharapkan kegiatan ini dapat mengasah softskill anak-anak sebagai generasi milenial yang cinta budaya daerah dan mampu menjaga serta melestarikannya.