Puding (4)

Sinopsis pernah bercerita bagaimana seorang eksekutif muda yang seharusnya menjadi pemimpin diskusi klub buku bisnis mangkir pada suatu sore. Eksmud-eksmud lain bolak-balik merapikan dasi. Bapak-bapak setengah ubanan bolak-balik toilet, bersisir, dan mengelap pelipisnya yang sedikit-sedikit berkeringat.

Eksmud itu tidak kunjung muncul. Bahkan tak ada sepotong kabar pun yang datang. Para anggota tersisa mengambil jalan sepihak: mereka menunjuk salah satu anggota yang hadir untuk memimpin diskusi, dalam waktu yang hanya tersisa separuhnya. Tentu tidak cukup untuk meminum jus buku dan menunggu sampai efeknya bekerja. Dia bercuap-cuap saja di depan rombongan. Lima menit pertama ceramahnya penuh omong kosong.

Sinopsis tunggang-langgang mengumpulkan catatan timbangan buku bisnis yang pernah dia buat pada tahun sebelumnya. Perlahan-lahan, Sinopsis berhasil mengarahkan acara diskusi menjadi lebih waras. Ternyata eksmud yang menghilang itu tidak meninggal, juga tidak diculik, melainkan hanya tertidur terlalu lama. Dia baru terbangun ketika keretanya berhenti di Bandara Smochol. Sinopsis bilang, begitulah orang-orang bisnis. Sering keasyikan bekerja hingga tak sadar tubuh mereka kelelahan, butuh nutrisi dan istirahat.