news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

3.450 Pelaku Usaha IKM Dapat Dampingan Pelatihan dari Kemenperin

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
2 September 2018 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Kementerian Perindustrian gencar melakukan upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri melalui program e-Smart IKM. Hingga bulan Agustus 2018, peserta yang telah mengikuti kegiatan workshop e-Smart IKM sebanyak 3450 pelaku usaha.
ADVERTISEMENT
“Kemenperin menggagas platform e-commerce bertajuk e-Smart IKM ini sebagai upaya pemerintah membangun sistem database IKM yang diintegrasikan melalui beberapa marketplace yang sudah ada di Indonesia,” kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta.
Menurutnya, langkah strategis tersebut sejalan dengan implementasi pada 10 program prioritas nasional yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.“Pada poin ke-4, Kemenperin memfokuskan pemberdayaan UMKM yang didalamnya termasuk sektor IKM. Ini untuk menyiapkan IKM kita memasuki era revolusi industri 4.0,” terangnya.
Baca Lainnya : Modal Awal Rp20 Ribu, Kini IKM Inspiratif Ini Raup Omset Rp50 Juta Per Bulan
Sejak tahun 2017 program e-Smart IKM telah dilaksanakan di 22 provinsi dengan melibatkan lima lembaga, yaitu Bank Indonesia, BNI, Google, iDeA serta Kementerian Komunikasi dan Informatika dan menggandeng pemerintah provinsi, kota dan kabupaten.
ADVERTISEMENT
“Program e-Smart IKM juga telah bekerjasama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia,” kata Gati. Adapun sembilan komoditas yang tengah difokuskan dalam skema program pengembangan e-Smart IKM, yakni makanan dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion, kerajinan, furnitur, dan industri kreatif lainnya.
“Dari seluruh peserta yang terlibat di e-Smart IKM,kami mencatat, total nilai penjualan yang sudah dibukukan hingga sekarang mencapai Rp1,3 miliar,” katanya.
Baca Lainnya : Kemenperin Terjunkan Puluhan IKM untuk 'Kawal' Asian Games di Palembang
Gati optimis, program e-Smart IKM mampu membuka akses pasar lebih luas khususnya pemasaran online, mempermudah pencarian bahan baku untuk produksi, dan meningkatkan kualitas produk.
ADVERTISEMENT
“Jadi, para peserta tidak hanya mengikuti workshop saja, tetapi juga kami akan terus memonitor dan mengevaluasi serta menyiapkan program pendampingan lanjutan,” katanya.
Adapun kegiatan fasilitas pendampingan dan bimbingan yang diperoleh para peserta lokakarya e-Smart IKM,antara lain konsultasi desain produk dan kemasan, bantuan mesin dan peralatan produksi, serta pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Baca Lainnya : IKM di Mukomuko Didorong Ciptakan Produk Pascaproduksi Kelapa Sawit
“Selain itu, para IKM di setiap daerah dapat memanfaatkan peran dari Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan(PFPP),” katanya.
Oleh sebab itu, Kemenperin juga memberikan pelatihan kepada 100 tenaga penyuluh untuk memacu daya saing IKM nasional. Peserta itu terdiri dari PFPP, fasilitator manajemen mutu, analis kontrol industri pangan, dan konsultan HKI. “Kami pun ikut mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) bagi pelaku IKM sekaligus tenaga penyuluhnya,” kata Gati.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pihaknya semakin fokus dalam menyiapkan SDM industri yang kompeten untuk menyongsong industri 4.0, termasuk SDM di sektor IKM. “Sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, setelah 3,5 tahun fokus pada pembangunan infrastruktur, saat ini pemerintah kerja keras untuk membangun SDM yang berkualitas,” ujarnya. [NN]