Konten dari Pengguna

40 Ton Edamame Produksi Jawa Tengah Berhasil Tembus Pasar Belanda

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
7 Juli 2019 0:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

40 Ton Edamame Produksi Jawa Tengah Berhasil Tembus Pasar Belanda

ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) untuk pertama kalinya melakukan ekspor edamame ke Belanda. Yang istimewa adalah, ekspor perdana ini sudah menggunakan sertfikat elektronok (e-Cert).
ADVERTISEMENT
Pelepasan ekspor perdana edamame ke Belanda melalui e-Cert dilepas oleh Kepala Barantan, Ali Jamil bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Rabu (3/7).
Pada kesempatan itu, Ali Jamil menjelaskan, komoditas edamame yang diekspor ini diproduksi oleh petani di Wonosobo, Temanggung dan Magelang. Volumenya sebanyak 40 ton dari total permintaan 480 ton dengan nilai ekonomi Rp13,2 milyar. Sebelumnya, edamame asal propinsi Jawa Tengah ini telah diekspor ke negara Jepang, Lebanon, Amerika Serikat, India dan Singapore. Kini, edamame Jawa Tengah mendapat pasar baru ke Belanda.
"Semenjak diberlakukan di tahun 2015, penggunaan e-Cert baru dilakukan ke 3 negara yakni New Zealand, Australia dan Belanda dan tanggal 1 Juli 2019 kemarin ditambah dengan Vietnam yang bisa diterapkan di wilayah ASEAN," demikian dikatakan Ali Jamil, dalam siaran pers yang diterima Trubus.id, Rabu (3/7).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, selain melalui penggunaan e-Cert, akselerasi ekspor juga dilakukan dengan penggunaan aplikasi peta komoditas ekspor produk pertanian i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export). Pemerintah daerah diarahkan untuk menggunakan aplikasi ini agar dapat memetakan sentra dan jenis komoditas unggulan dan negara tujuan ekspor.
"Ini tentunya sesuai dengan instruksi Pak Presiden Jokowi kepada para menteri kabinetnya, termasuk Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendorong atau akselerasi ekspor komoditas pertanian," ucapnya.
Barantan, Kementan hingga kini telah membangun kerjasama pertukaran sertifikat elektronik dengan negara-negara mitra dagang. Penggunaan ini dimaksudkan untuk komunikasi langsung antar otoritas sebelum kedatangan komoditi.
"Selain itu, untuk mengurangi penolakan komoditas dari negara mitra, mencegah pemalsuan dokumen, dan mempercepat proses quarantine clearance," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, hadir pada pelepasan perdana ekspor edamame ke Belanda, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah akselerasi ekspor yang dilakukan Kementan. Selain itu, aplikasi i-MACE yang dimiliki Kementan merupakan teknologi yang tepat untuk menyampaikan kepada masyarakat terkait potensi pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Tengah.
"Saya sepakat dengan Kementerian Pertanian, soal pertanian, soal pangan kita lah yang harus menjadi juara dunianya. Maka kalau neraca perdagangan sudah kita bicarakan dan teknologi sudah disiapkan, tinggal produktivitas yang didorong, kapasitas yang disiapkan dan kontinuitasnya juga dijaga," jelas Ganjar.
Dirinya menilai ekspor saat ini merupakan bagian dari tendangan-tendangan yang ditunjukan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki produk pertanian berkualitas memenuhi standar pasar dunia. Indonesia memiliki komoditas edamame, jahe, kopi, gula, jagung, beras, sayuran dan komoditas bunga yang bisa bersaing di pasar ekspor.
ADVERTISEMENT
"Bahkan semua komoditas kita semua ada. Industri hilirnya pun kita ada. Jadi yang perlu kita dorong adalah aspek hulunya kita bina, tengahnya kita ajarin berjualan. Tadi kita sudah pakai sertifikat elektronik, jadi bisa secara real time berkomunikasi dengan negara tujuan ekspor," terangnya.
"Artinya apa, sektor agroindustri kita bisa bersaing. Ini sesuai dengan harapan Bapak Presiden, untuk menggenjot ekspor," ujarnya kembali.
Pada kesempatan ini, selain edamame, juga dilakukan ekspor komoditas lainnya dengan total nilai Rp255,4 miliar, terdiri dari kelompok hortikultura berupa melati, daun cincau, daun pakis dan sayuran beku sebanyak 202,3 ton. Kelompok Tanaman Pangan berupa kacang tanah, olahan ubi kayu, terigu dan ubi jalar yang berjumlah 178,5 ton.
ADVERTISEMENT
Sementara kelompok Perkebunan berupa kopi, gula merah, sapu lidi, teh dan vanili sejumlah 723, 3 ton. Sementara itu, pada kelompok produk peternakan diekspor juga komodita sarang burung walet dengan jumlah 1,4 ton.
Tak hanya itu, turut dilepas juga komoditas kehutanan dan perikanan asal Provinsi Jawa Tengah yang juga disertifikasi oleh Kementan melalui Karantina Pertanian Semarang sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor adalah kelompok Kehutanan berupa kayu senilai Rp173,7 miliar dan kelompok Perikanan berupa rumput laut senilai Rp0,569 miliar. [RN]