9 Lembaga Donor Bantu Masyarakat Adat Selamatkan Hutan

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
18 September 2018 9:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Trubus.id -- Sembilan lembaga donor dunia menjanjikan bantuan dan dana sampai 459 juta dolar AS hingga 2022 untuk mendukung upaya perlindungan dan pemulihan hutan serta antisipasi dampak perubahan iklim, termasuk yang dilakukan oleh masyarakat adat dan komunitas tradisional.
ADVERTISEMENT
ClimateWorks Foundation, David and Lucile Packard Foundation, Doris Duke Charitable Foundation, Ford Foundation, Gordon and Betty Moore Foundation, John D. and Catherine T. MacArthur Foundation, Margaret A. Cargill Philanthropies, Mulago Foundation, dan The Rockefeller Foundation menyampaikan komitmen mereka untuk mendanai upaya perlindungan hutan dan hak masyarakat adat.
Presiden Ford Foundation Daren Walker di sela acara Gubernur untuk Iklim dan Hutan dalam rangkaian Global Climate Action Summit (GCAS) 2018 di San Francisco, mengatakan komitmen ini menandai langkah maju kolaborasi filantropi menghadapi krisis akibat perubahan iklim.
Baca Lainnya: 2,4 Juta Hektare Hutan Berubah jadi Perkebunan, Siapa yang Bertanggung Jawab?
"Solusi iklim yang mengakar untuk hutan dan penggunaan lahan sangat penting guna memenuhi sasaran pengendalian iklim global saat ini. Dan mendukung masyarakat adat menjaga hutan menjadi satu cara efektif," katanya, Selasa. 
ADVERTISEMENT
"Kami menyerukan kepada donor lain untuk bergabung dengan kami dalam upaya mendesak untuk melindungi hutan, hak masyarakat adat, tanah dan iklim," lanjutnya.
Saat mengumumkan komitmen pendanaan sembilan yayasan filantropi dunia, Daren menyebutkan bahwa setidaknya 18 yayasan filantropi dunia menyatakan dukungan bagi upaya penyelamatan hutan, hak masyarakat adat dan pemanfaatan lahan secara berkelanjutan sebagai solusi pengendalian dampak perubahan iklim.
Baca Lainnya: Gelar Rakornas KPH,  KLHK Berharap Pengelolaan Hutan Dapat Sejahterakan Masyarakat
Pelapor Khusus PBB tentang Hak Masyarakat Adat Victoria Tauli-Corpuz mengatakan bahwa di seluruh dunia, tanah milik masyarakat adat dan komunitas lokal menyimpan hampir 300 miliar metrik ton karbon, atau setara dengan lebih dari 30 kali emisi energi global pada 2017.
ADVERTISEMENT
"Jadi jika hak-hak sebagai masyarakat adat diakui, kita dapat terus melindungi tanah-tanah ini untuk generasi yang akan datang," kata Victoria.
Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi mengatakan yang paling penting adalah bagaimana komitmen pendanaan dari yayasan-yayasan donor itu benar-benar sampai ke masyarakat adat.
"Karena sering kali dana-dana seperti ini nyangkut entah di mana," kata Rukka.
Menteri Lingkungan Hidup Norwegia Ola Elvestuen juga menyampaikan komitmen untuk mendukung masyarakat adat mengurangi deforestasi, khususnya di Indonesia dan Brasil.