news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ampas Kelapa dan Sarang Walet Asal Riau Tembus Pasar China dan Turki

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
15 Maret 2019 0:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Nilai ekspor sejumlah komoditas unggulan di Provinsi Riau selama tahun 2019 mencapai Rp7 triliun. Jumlah itu tidak termasuk komoditas tanpa sertifikasi kesehatan yang dikeluarkan Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Kota Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Kota Pekanbaru, Drs Rina Delfi, komoditas ekspor itu mulai dari kepala dan produk turunannya seperti serabut, arang batok kelapa, ampas hasil parutan serta santan. Tak ketinggalan pula sawit dan produk turunannya seperti cangkang serta minyak goreng.
"Dan selama tahun 2018, nilai ekspor sejumlah komoditas unggulan di Riau mencapai Rp35 triliun. Itu yang melalui sertifikasi kesehatan, karena ada juga negara tujuan ekspor tidak meminta itu," kata Rina di kantornya di Pekanbaru, Senin (11/3).
Selama ini, beberapa komoditas unggulan di Riau diekspor tidak melalui bandara ataupun pelabuhan di Bumi Lancang Kuning. Hal ini membuat Riau sebagai daerah penghasil tidak mendapatkan pendapatan asli daerah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Indonesia, Ali Jamil berharap ada kerjasama baik antara Pemerintah Provinsi Riau dengan petani ataupun perusahaan untuk menyalurkan komoditas unggulan ke luar negeri.
"Gubernur Riau (Syamsuar) merangkul kepala dinas, mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan hingga perikanan. Jadi komoditas itu tidak keluar lagi di Sumatera Utara, tapi di Riau," sebut Ali.
Ali menjelaskan, selama ini komoditas unggulan di Riau, mulai dari sawit, kelapa, sarang burung walet, karet hingga madu, mampu menembus pasar Turki, China, Vietnam hingga New Zealand.
Begini juga dengan ekspor sejumlah produk pertanian seberat 107 ton pada Senin (11/3). Ragam komoditas yang dikirim melalui pelabuhan di Riau itu disebut punya omset hingga Rp627 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kedepannya diharapkan meningkat lagi sehingga memberi pendapatan juga ke Riau," ucap Ali.
Sementara itu, Gubernur Riau, Syamsuar berharap, ekspor komoditas unggulan ini, misalnya kelapa, bisa mendongkrak harga yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.
"Sekarangkan sudah mulai naik lagi harga kelapa, jadi ekspor ini merupakan solusi bagi petani," sebut Syamsuar.
Kedepannya, Syamsuar mengusahakan komiditas unggulan yang diekspor tidak lagi dikirim melalui Jambi, Medan, dan Sumatera Utara. Koordinasi akan ditingkatkan dengan petani dan perusahaan penghasil komoditas.
"Biar dalam neraca perdagangan Riau tidak Riau karena keluar dari daerah lain, padahal itu produknya dari Riau," tegas Syamsuar. [RN]
ADVERTISEMENT