BNPB: Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Siap Dilakukan

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
19 September 2019 0:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

BNPB: Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Siap Dilakukan

ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, musim kemarau di Provinsi Riau masih akan berlangsung hingga pertengahan Oktober 2019, sementara wilayah lain musim kemarau diprediksi akan berlangsung sampai akhir Oktober atau bahkan awal November 2019. Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangam Bencana (BNPB) Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/9/19) menyebut, kondisi ini memungkinkan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih akan terjadi sampai akhir Oktober 2019. Pagi ini terdeteksi ada 27 titik api kategori tinggi di Riau. Secara umum Kota Pekanbaru masih diselimuti asap tipis dengan jarak pandang mencapai 1 km ada pukul 07.00 WIB dan pada pukul 10.00 WIB masih berasap dengan jarak pandang 2.2 km. Beberapa titik api yang dipadamkan pada hari kemarin antara lain di Kerumutan Kabupaten Pelalawan dan akan dilanjutkan pemadaman pada hari ini. Kualitas udara berdasar pengukuran PM10 pada pukul 07.00 sd 10.00 WIB berada pada kisaran 182 sd 201 mikrogram per meter kubik atau tidak sehat. Untuk antisipasi karhutla agar tidak tambah banyak dan tambah luas maka Pemerintah menyiagakan 3 pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan. Pessawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton sudah beroperasi di Riau sejak bulan 26 Februari 2019. Untuk memperkuat armada TMC Pemerintah menambah 1 pesat CN 295 dengan kapasitas 2.4 ton yang sudah berada di Pekanbaru dan 1 Hercules dengan kapasitas 5 ton yang direncanakan datang di Pekanbaru pada hari Senin besok. Operasi TMC sangat tergantung dengan keberadaan awan potensial hujan yang secara rutin diperkirakan oleh BMKG. Seluruh pesawat dalam kondisi siaga dan jika terdapat potensi awan makan akan segera terbang untuk menyemai awan agar menjadi hujan. BMKG memperkirakan bahwa pertumbuhan awan berasal dari arah utama, sehingga saat ini sebagian wilayah Indonesia di sebelah utara seperti Aceh dan Sumatera Utara sudah mulai hujan. Pada hari ini terdapat potensi awan sedang di wilayah Riau dan Tim masih menunggu sampai pertumbuhan awan potensial cukup banyak dan kemudian dilakukan operasi TMC. Armada Tambahan Pesawat CN 295 Pesawat CN 295 merupakan pesawat terbang transpor militer taktis dengan 2 mesin turboprop dan diawaki oleh 2 personil. Pesawat ini bisa digunakan untuk mengangkut pasukan, evakuasi medis atau angkutan barang. Untuk keperluan TMC CN 295 dikonfigurasi agar dapat mengangkut bahan semai dengan kapasitas 2.4 ton. Bagian perut pesawat dimodifikasi dengan dipasang rel untuk mengangkut 8 x 300 kg bahan semai yang dengan pipa untuk menabur bahan semai secara semi otomatis. "Saat pesawat terbang sampai di awan yang potensial hujan maka petugas membuka kran dan garam akan keluar melalui pipa untuk menaburi awan dengan garam. Bahan semai garam NaCl akan mengikat butiran-butiran air dalam awan, kemudian menggumpal menjadi berat dan akhirnya jatuh menjadi hujan," pungkas Agus.
ADVERTISEMENT