Diterjang Banjir Bandang, 26 Jembatan di Lampung Barat Rusak Berat

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
21 Februari 2019 4:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Hujan deras yang terjadi sejak Jumat (15/2) dinihari hingga Sabtu (16/2) kemarin membuat sebagian wilayah di Lampung terdampak bencana hidrometeorologi. Banjir bandang dilaporkan terjadi.
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Barat mencatat, sebanyak 26 unit jembatan penghubung antar pekon dan pemangku di Pekon Sidomulio dan Sidodadi, Kecamatan Pagardewa, Lampung Barat dinyatakan rusak berat.
Kabid Kebencanaan BPBD Lampung Barat, Ali Yurdin mendampingi Kepala BPBD Gison Sihite, Minggu (17/2/2019) mengatakan hal itu diketahui berdasarkan hasil peninjauan pihaknya pada Sabtu (16/2) kemarin.
Selain di dua pekon Kecamatan Pagardewa itu, bencana alam juga merusak jalan penghubung antar pemangku di Pekon Sukarame (Belalau) yang waktu kejadianya juga bersamaan.
Menurutnya, kerusakan puluhan unit infrastruktur jembatan di Pekon Sidomulio dan Sidodadi, Pagardewa itu adalah akibat tingginya intensitas hujan yang menyebabkan longsor yang menutupi beberapa aliran sungai. Secara bersamaan sungai langsung meluap hingga terjadi banjir bandang di Pekon Sidomulio dan Sidodadi.
ADVERTISEMENT
Luapan air terjadi terjadi di aliran Way Mayus, Way Suro Rukoh dan Way Tanjungkurung sehingga terjadi banjir bandang yang meluluhlantakkan jembatan dan areal perkebunan masyarakat.
Luapan sungai Mayus yang melintasi kedua pekon tersebut menerjang 24 jembatan di Pekon Sidomulio dan 2 jembatan di Pekon Sidodadi penghubung antar pemangku. Selain merusak jembatan itu, ratusan hektare perkebunan kopi dan ratusan kincir listrik dan sarana air bersih di sekitar sungai menjadi rusak.
Untuk mengatasi hal itu, kata Ali Yurdin, masyarakat telah melakukan gotong royong dengan membersihkan longsoran yang menutupi jalan-jalan. Kemudian membuat jembatan darurat. [RN]