Hama Wereng Menyerang, Petani di Cilacap Terpaksa Panen Dini

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
1 April 2019 0:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Wabah hama wereng tengah melanda lahan pertanian di Kabupaten Cilacap. Dampaknya, guna mengurangi resiko kerugian yang lebih besar, para petani di wilayah tersebut terpaksa memanen lebih cepat lahan padi milik mereka.
ADVERTISEMENT
Aksi panen padi lebih dini ini juga dilakukan para petani di Desa Karanganyar Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap. Suwardi, salah satu petani di desa itu mengatakan, padi berusia 100 hari miliknya terpaksa dipanen untuk mengantisipasi serangan wereng yang mengganas menjelang panen raya masa tanam pertama (MT 1) 2019 ini.
Menurutnya, biasanya padi baru dipanen di usia 110 hari agar hasilnya maksimal. Tetapi, ia terpaksa memanen lebih dini lantaran khawatir terhadap serangan wereng yang lebih parah. Pasalnya, beberapa bagian tanaman padinya mulai kering atau gosong terserang wereng.
“Sudah ada yang kena. Makanya cepat dipanen. Sebenarnya umurnya belum cukup,” katanya dilansir dari Antara, Kamis (28/3).
ADVERTISEMENT
Kata dia, wereng itu berasal  dari petakan sawah di sebelahnya yang bisa dikatakan gagal panen atau puso. Dari seluruh  luas lahan, hanya 10 persen padi yang utuh. Lainnya gosong akibat serangan wereng.
“Yang ini boleh saya katakan puso. Hanya tinggal beberapa persen,” ucapnya, sembari menunjukkan padi di petakan sawah yang sebagian besar gosong.
Dia mengakui, akibat panen dini hasil panennya kali ini turun 15-20 persen. Tetapi, ia lebih memilih panen dini daripada terserang lebih parah. Sebab, dalam kondisi serangan parah, padi siap panen akan gosong dan rebah. Pada saat rebah, bulir gabah terendam air dan mengakibatkan penurunan mutu.
“jadi ya hasil sudah agak maksimal, berkurang. Risiko merambat, semakin kena-semakin kena, otomatis kita mengambilnya akan semakin sulit. Karena nanti kalau pohonnya kena, mudah rebah. Kalau rebah dipanen susah. Kemudian mutu gabahnya jelek,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Suwardi mengemukakan, serangan wereng kali ini terjadi saat masa generatif atau padi mulai berbunga, atau sekitar satu bulan lalu. Tetapi, dalam waktu cepat serangan wereng mengganas dan cepat menyebar ke area lainnya. 
Suwardi dan sejumlah petani sudah berusaha mengantisipasi serangan wereng dengan menyemprotkan pestisida dan pembelahan barisan padi. Langkah itu dilakukan agar sinar matahari masuk dan dapat mengurangi dampak serangan wereng.
Selain menyerang padi menjelang siap panen di area persawahan Cibenda hingga Sidareja yang memiliki luas kisaran 300-an hektare, serangan wereng juga terjadi di area persawahan lain, seperti Cisumur dan Gandrungmanis. Dia menduga curah hujan yang meningkat sekitar sebulan terakhir memicu parahnya serangan. [RN]
ADVERTISEMENT