Hotspot Berkurang, BPPT Tetap Lakukan Teknologi Modifikasi Cuaca di Sumatera dan Kalimantan

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2019 0:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Hotspot Berkurang, BPPT Tetap Lakukan Teknologi Modifikasi Cuaca di Sumatera dan Kalimantan

ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Operasi TMC yang dilakukan BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), sampai saat ini terus berlangsung di Sumatera dan Kalimantan. Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan melalui sejumlah Posko Operasi TMC.
ADVERTISEMENT
"Kami terus pantau akuntabilitas keberhasilan operasi TMC dari beberapa Posko TMC BBTMC-BPPT," ujar Seto, di Jakarta, Senin (30/9).
Dijelaskannya, ada beberapa aspek yang menjadi acuan BBTMC BPPT dalam melihat perkembangan kualitas udara serta intensitas curah hujan yang terjadi setelah optimalisasi operasi TMC.
"Melalui data stasiun meteorologi untuk kondisi cuaca dan visibility per jam dari seluruh stasiun tiap wilayah. Data hotspot juga, selain data curah hujan dan volume air selama operasi TMC berlangsung tentunya," ujar Seto.
Sebelumnya, Kepala BPPT Hammam Riza menyatakan rasa syukur atas upaya  Teknologi Modifikasi Cuaca, yang dipandang banyak pihak telah berkontribusi positif dalam penanganan kabut asap akibat Karhutla.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah, kabut asap yang sebelumnya melanda sejumlah daerah di Sumatera dan Kalimantan saat ini berangsur hilang ya. Itu terjadi karena selama beberapa hari terakhir ini, hujan dengan intensitas cukup tinggi mengguyur sejumlah daerah yang mengalami karhutla," ujar Hammam, Senin (30/9).
Bahkan hasil operasi TMC ini juga berdampak pada mulai turunnya jumlah titik api atau hotspot serta membaiknya jarak pandang di wilayah terdampak karhutla. Setelah beberapa bulan melakukan penanganan terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melalui optimalisasi operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan, sejumlah wilayah terdampak pun kini mulai mengalami peningkatan kualitas udara.
"Jumlah titik hotspot pun mulai berkurang ya dan bagusnya sekarang jarak pandang sudah mulai kembali normal, artinya masyarakat sudah mulai bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa," jelas Hammam dalam keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Hammam menekankan bahwa dalam mengatasi bencana ini, BPPT terus melakukan sinergi dengan lembaga terkait lainnya, yakni Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI AU, dan unsur terkait lainnya.
"Kami akan terus memantau wilayah-wilayah tersebut untuk mengantisipasi agar hotspot tidak bertambah, dan kami akan tetap bersinergi dengan unsur terkait," tutupnya. [NN]