Jumlah Satwa Langka di Taman Nasional Gunung Halimun Terus Bertambah

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
6 Desember 2018 0:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Beberapa tahun terakhir ini tidak ditemukan pelaku perburuan satwa liar yang dilindungi itu," kata Zul, petugas TNGHS wilayah Kabupaten Lebak, Minggu (2/12).
Ya, populasi satwa yang dilindungi di kawasan TNGHS relatif baik karena kesadaran masyarakat cenderung meningkat. Mereka turut menjaga populasi satwa agar terus berkembang, yang membuatnya tidak langka dan punah.
Baca Lainnya :
Populasi satwa dilindungi di kawasan TNGHS antara lain macan tutul jawa, kucing hutan, owa jawa, surili, lutung, ajag atau anjing hutan dan sigung. Sementara itu, beberapa satwa yang ada di TNGHS meliputi ciung mungkal jawa, celepuk jawa, luntur gunung dan burung elang jawa.
"Semua populasi satwa yang dilindungi itu berkembang," katanya.
ADVERTISEMENT
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Saat ini, jumlah populasi satwa di kawasan TNGHS ialah 61 jenis kelompok mamalia, burung 244 jenis, amfibi 30 jenis, reptilia 49, ikan 50 jenis, moluska 36 jenis, kupu-kupu 75 jenis, semut 110 jenis, capung 26 jenis, kumbang kumis panjang 128 jenis, jangkrik dan kecoa 60 jenis. TNGHS sendiri meliputi wilayah Kabupaten Lebak, Bogor dan Sukabumi.
Agar populasi satwa terus berkembang dan tidak ada perburuan liar, Zul mengaku jika semua yang terlibat, baik itu polisi hutan dan masyarakat setempat, melakukan pengamanan selama 24 jam.
Baca Lainnya :
"Jika menemukan pelaku perburan satwa, kami akan menindak tegas dan diproses secara hukum," bebernya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, setiap tahunnya, petugas melakukan pemasangan kamera jebakan untuk mengetahui jejak gambar satwa langka, khususnya macan tutul, owa jawa dan elang jawa.
"Kami berharap populasi satwa langka itu tetap terjaga kelestariannya hingga terus berkembang," imbuh Zul. [DF]