Kebanjiran Sampah, Malaysia Akan Kembalikan Limbah Impor ke Negara Asalnya

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
26 Mei 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Masalah penanganan sampah plastik di Malaysia sudah semakin mengkhawatirkan. Untuk itu, Malaysia yang saat ini telah menjadi tempat pembuangan limbah plastik dunia, mulai mengirim kembali plastik yang tidak dapat didaur ulang ke negara-negara asalnya, kata menteri lingkungan Malaysia.
ADVERTISEMENT
Malaysia tahun lalu menjadi tujuan alternatif utama untuk limbah plastik, setelah China melarang impor limbah tersebut dan mengganggu aliran lebih dari 7 juta ton limbah plastik per tahun. Sejak itu, Australia mengekspor bahan limbah ke Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.
Lusinan pabrik daur ulang muncul di Malaysia, banyak tanpa izin operasi, dan dampaknya penduduk mulai mengeluhkan kerusakan lingkungan. Apalagi sebagian besar limbah plastik yang masuk ke negara itu terkontaminasi dan berkualitas rendah sehingga tidak dapat didaur ulang.
Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Australia sendiri adalah di antara pengekspor utama sampah plastik ke Malaysia saat ini. Karena banyaknya sampah plastik terkontaminasi dan tidak dapat didaur ulang itulah yang akhirnya membuat pemerintah Malaysia mengirim kembali limbah tersebut ke negara asalnya.
ADVERTISEMENT
"Negara-negara maju harus bertanggung jawab atas apa yang mereka kirim," terang Yeo Bee Yin, menteri energi, teknologi, ilmu pengetahuan, perubahan iklim dan lingkungan Malaysia seperti dilansir ABC News, Rabu (22/5).
Dia mengatakan beberapa potongan plastik yang dikirim ke Malaysia melanggar Konvensi Basel, sebuah perjanjian PBB tentang perdagangan limbah plastik dan pembuangannya. Pengiriman pertama dikirim kembali ke Spanyol
Yeo mengancam akan mengirim limbah kembali bulan lalu dengan mengatakan, 'Malaysia tidak akan menjadi tempat pembuangan dunia. Dia juga memposting gambar pengiriman plastik ilegal di halaman Facebook-nya bersama dengan peraturan internasional tentang limbah plastik.
Sekarang prosesnya sedang berlangsung, dengan lima kontainer pertama sampah plastik yang terkontaminasi yang diselundupkan ke negara itu dikirim kembali ke Spanyol, kata Yeo.
ADVERTISEMENT
Menteri tidak mengidentifikasi penyelundupan itu tetapi mengatakan penyelidikan sedang berlangsung. Lebih banyak plastik yang tidak dapat didaur ulang akan dikirim kembali ke sumbernya minggu depan, katanya.
Impor limbah plastik Malaysia dari 10 negara sumber terbesarnya melonjak menjadi 456.000 ton antara Januari dan Juli 2018, dibandingkan dengan 316.600 ton di sepanjang 2017 dan 168.500 ton pada 2016. [RN]