Kelapa Pandan Wangi Resmi Jadi Varietas Lokal Kalimantan Utara

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
12 November 2018 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Kementerian Pertanian menetapkan kelapa pandan wangi yang banyak tumbuh di Pulau Sebatik, Nunukan, menjadi salah satu varietas lokal asal Kalimantan Utara (Kaltara). Tak hanya di Pulau Sebatik, tanaman kelapa genjah ini juga sedang dikembangkan di sejumlah daerah maupun negara di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Andi Santiaji Pananrangi, kelapa pandan wangi terdaftar di registrasi Kementerian Pertanian dengan nomor varietas lokal 250/PV/2018.
Sebelumnya, tim Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (P2VTP2) Kementerian Pertanian, sudah melakukan survei dan pengambilan sampel buah kelapa yang akan dikembangkan menjadi produk unggulan.
Baca Lainnya : Asyik, Tanam Kelapa Entok, 3 Tahun Sudah Berbuah
Bahkan, tim yang dipimpin langsung Direktur Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan, turun langsung ke Pulau Sebatik.
"Setelah kita usulkan pada 13 Desember 2017 lalu, kelapa pandan wangi menjadi milik masyarakat. Telah mendapatkan tanda daftar varietas tanaman yang terdaftar di P2VTP2 dan tercatat sebagai tanaman khas dari Kaltara," ujar Santiaji.
ADVERTISEMENT
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ketika mengambil sampel, semua pohon kelapa pandan wangi dicek. Mulai dari aroma, kadar gula hingga lingkungan di sekitar pohonnya.
"Lingkungan sekitar pohon kelapa dicek karena tidak boleh bercampur dengan tanaman lain," jelasnya.
Dalam luasan wilayah tersebut, diperkirakan ada 90 pohon kelapa pandan wangi yang menjadi induk. Pemprov Kaltara melalui DPKP akan mulai mengembangkan menjadi bibit dari 300 titik di Pulau Sebatik yang ditumbuhi kelapa jenis pandan wangi.
"Selain kelapa pandan wangi, tahun ini juga akan kembali kita usulkan verietas tanaman lokal yang ada di Kaltara yakni tanaman kopi dari Krayan, Nunukan," jelasnya.
Foto: Istimewa.
Proses Pembibitan
Kelapa pandan wangi merupakan salah satu kelapa eksotik dengan karakter spesifik. Aroma wangi pandan ada di sabut, air dan daging buahnya. Tidak heran jika kelapa pandan wangi banyak ditanam masyarakat di Kaltara secara pribadi.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan kelapa untuk dijadikan bibit, selanjutnya akan dikembangkan pada proses pembibitan oleh tim yang ditunjuk Kementan. Setelah proses pembibitan berhasil, akan disebarkan kembali ke petani di Pulau Sebatik dan Nunukan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Proses penelitian kelapa pandan wangi ini masih panjang. Sebab, tim yang bekerja di lapangan ingin memastikan apakah benar kelapa pandan ini tumbuh asli di Nunukan. Sebab, di beberapa daerah, ada beberapa kelapa dengan jenis sama.
"Tapi, pasti ada perbedaan karakteristik wilayah tumbuhnya. Utamanya soal tanah, cuaca dan lain yang pastinya dapat berpengaruh terhadap kelapa tersebut," ungkapnya.
Baca Lainnya : Ekspor Kelapa RI Merosot Tajam, Ternyata Ini Penyebabnya
Tanaman dengan nama latin Cocos nucifera pandanus amaryllifolius ini awalnya dikembangkan di Thailand pada tahun 1971. Di negara asalnya, kelapa ini diberi julukan sebagai kelapa makprow nam horm dan di luar negeri disebut sebagai aromatic dwarf. Ia merupakan salah satu varietas kelapa genjah yang cukup layak dibudidayakan dalam skala industri.
ADVERTISEMENT
Tanaman kelapa pandan wangi sendiri mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2001. Sejak kedatangannya, pohon kelapa bersosok mungil memang makin banyak diburu dan dibudidayakan. Penanam kelapa pandan wangi ini bervariasi, mulai dari kolektor yang hanya ingin sebagai koleksi hingga para petani yang menanam dalam jumlah banyak untuk dibudidayakan. [DF]