Mencetak Anjing Keluarga sebagai Senjata dalam Perang Melawan Narkoba

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
23 November 2018 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Gelombang ancaman narkoba terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia begitu nyata. Bahkan Presiden RI, Joko Widodo telah menegaskan bahwa saat ini Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat narkoba. Karenanya, semua elemen bangsa tidak boleh santai menghadapi kondisi ini. Semua masyarakat harus menyiapkan amunisi untuk melawan kejahatan narkoba, salah satunya dengan melatih anjing keluarga.
ADVERTISEMENT
Dinamika bangsa Indonesia sejak masa kemerdekaan tak pernah lepas dari beragam persoalan dan tantangan. Dari sekian banyak persoalan yang ada, narkoba menjadi salah satu ancaman yang sangat nyata. Perlahan tapi pasti, narkoba telah membunuh bibit-bibit unggul bangsa Indonesia. Tak kurang dari 4 juta orang di negeri ini dalam usia produktif yaitu 10-59 tahun terkontaminasi narkoba.
Sementara itu, menurut hasil konferensi 172 negara di Wina beberapa waktu lalu yang dirilis Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan gambaran yang mengerikan, di mana 800 narkoba jenis baru atau New Psychoactive Substance (NPS) telah menyerbu dunia. Terhitung 71 jenis di antaranya sudah masuk ke Indonesia. 
Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, Dunan Ismail Isja, saat menjadi narasumber dalam sebuah talkshow di Bandung, beberapa waktu silam menjelaskan, saat ini prevalensi penyalahguna narkoba mencapai 1,7% dari seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 3,3 juta orang. 
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dalam upaya penanggulangan narkoba, BNN melancarkan strategi seperti hari ini melalui pencegahan. Sementara itu BNN juga gencar dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi.
Derasnya serangan narkoba ke negeri ini harus disikapi dengan serius, karena bukan tidak mungkin ada pihak lain yang ingin meruntuhkan martabat bangsa ini dengan cara imperialisme model baru. Karena telah menyerang segala lapisan masyarakat, strata sosial dan pendidikan bahkan segala profesi dan juga rentang usia. Mau tidak mau, suka tidak suka, seluruh elemen bangsa harus bergerak dan melawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Anjing keluarga dalam perang melawan narkoba
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Lingkungan menjadi salah satu faktor tumbuh kembangnya jumlah penyalah guna narkoba di Tanah Air. Untuk itu, peran serta lingkungan dalam memerangi narkoba juga harus ditingkatkan. Tak hanya dari lingkungan tempat tinggal, keluarga sebagai lingkungan terdekat juga harus peka dalam menanggulangi masalah ini. Jangan sampai, tindakan baru diambil ketika salah satu anggota keluarga sudah ada yang terjerat penyalahgunaan narkoba.
ADVERTISEMENT
Bercermin dalam kasus ini lah, sebuah komunitas pecinta anjing yang menamakan dirinya Konsolidasi Anjing Keluarga Indonesia (KAKI) terbentuk. Dengan memanfaatkan kelebihan anjing yang banyak dipelihara oleh banyak keluarga di Indonesia, KAKI ikut ambil bagian dalam perang melawan narkoba ini.
Aang Chambaraya, pelatih anjing pendeteksi dari Chambaraya Dog Training Course (DTC) yang juga pencetus terbentuknya KAKI mengatakan, pemerintah harus menghimpun atau mengkonsolidasi semua sumber daya yang dapat dimaksimalkan dari masyarakat sehingga dapat melakukan pencegahan dini penyalahgunaan dari peredaraan narkoba. Salah satu sumber daya yang dapat dimaksimalkan adalah dari para pemilik anjing keluarga di Indonesia.
KAKI sendiri merupakan sebuah gerakan untuk menyelamatkan dan melindungi keluarga rakyat Indonesia oleh masing-masing keluarga di Indonesia. Caranya dengan melatih anjing yang dimilikinyanya menjadi anjing deteksi narkoba.
ADVERTISEMENT
Langkah yang diinisiasi KAKI sendiri merupakan salah satu tindakan nyata untuk mencegah jatuhnya korban narkoba dan meredam peredarannya mulai dari setiap keluarga di Indonesia, berusaha menjaga dan melindungi serta menyelamatkan anggota keluarganya masing-masing terlebih dahulu.
"Jika anjing keluarga dimanfaatkan dengan baik, dilatih jadi anjing pendeteksi, narkoba tidak akan masuk ke ruang lingkup keluarga. Karena anjing pasti sudah mengetahuinya terlebih dahulu. Saat itulah keluarga bertindak untuk melindungi keluarga mereka dari jerat narkoba," jelas Aang kepada Trubus.id beberapa waktu silam di markasnya di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
Ia menambahkan, jika anggota keluarga sudah dalam posisi aman, maka setiap pemilik anjing dan anjingnya dapat turut serta juga mengawasi lingkungan sekitar rumahnya masing-masing dari tingkat RT hingga RW. Dengan cara ini, masing-masing keluarga dapat berperan aktif menjaga dan melindungi serta menyelamatkan lingkungannya dari narkoba.
ADVERTISEMENT
Semua anjing bisa dilatih melacak
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~End Page~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kampanye hitam yang menyebut hanya anjing impor saja yang bisa mendeteksi narkoba dibantah keras pemilik sekolah pelatihan anjing Chambaraya DTC, Aang. Bahkan pencetus terbentuknya KAKI ini mengatakan, semua anjing bisa dilatih sesuai dengan kebutuhan manusia. Bahkan anjing keluarga dari ras yang tidak jelas pun bisa dilatih untuk melacak narkoba sesuai dengan konsep berdirinya KAKI.
Aang menerangkan, anjing merupakan hewan setia yang dapat dijadikan kawan manusia. Karena itu asal dan ras bukanlah suatu keterbatasan dalam melatih anjing. Dan semua anjing dapat di latih sesuai kebutuhan manusia.
"Yang bisa dijadikan anjing pintar bukan hanya anjing ras mau itu lokal ataupun impor. Yang punya surat atau silsilah jelas. Tapi Anjing yang diambil di jalan kalau benar-benar anda mau, dia pun bisa berguna sesuai yang anda mau," terangnya lagi.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, di pusat pelatihan anjing yang ia kelola, hanya dikenal 3 karakter anjing. karakter pertama adalah merah. Anjing dengan karakter merah adalah anjing yang galak. Dia senang menggigit. Agresif dan dominan.
Yang kedua anjing dengan karakter kuning. Anjing karakter kuning baru mengigit atau menyerang jika sudah terdesak atau panik. Dan yang terakhir anjing dengan karakter hijau. Anjing karakter hijau adalah anjing yang stabil atau normal. Jika ingin dilatih, anjing harus lebih dulu ada di karakter hijau ini.
Selain itu, di Chambaraya DTC dan yang diterapkan di KAKI, anjing hanya dikenal berdasarkan jenis kelamin dan usianya saja.
"Kita tidak kenal anjing impor atau anjing lokal kalau untuk dilatih. Semuanya bisa dilatih. Cepat atau tidaknya dilatih tergantung bakat. Kalau rutin dan tepat pelatihannya, yang tidak berbakat pun bisa jadi hebat. Anjing impor pun ada yang nggak berbakat. Kalau pelatihnya nyerah, yang bodoh siapa? Anjing atau pelatihnya?" ujarnya lagi.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, khusus untuk anjing keluarga pendeteksi narkoba memang harus diketahui sifat berdasarkan anatominya. Aang mengatakan, anjing keluarga ada banyak jenisnya. Masalah mendeteksi memang ada pengaruhnya dari segi fisik.
"Yah tidak mendasar juga pengaruhnya. Paling kan kalau anjing moncongnya panjang, dia lebih jauh mengendus. Kalo yang pesek yang lebih deket jarak endusnya. Tapi itu bukan masalah asal bisa disesuaikan dengan kebutuhannya. Kalau untuk anjing keluarga sebagai pendeteksi narkoba yah tidak masalah lah," terang Aang.
Untuk itulah, KAKI juga sudah berulang kali melakukan pelatihan dasar bagaimana melatih anjing keluarga sesuai kebutuhan, terutama dalam hal mendeteksi narkoba yang kapan dan dimana saja bisa menyusup ke lingkungan. [RN/SN]