Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 Ā© PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mitos Atau Fakta, Sudah Ditawar Tak Jadi Dijual, Cabut Bulu Tangkal Burung Kena Sial
16 September 2018 19:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Memelihara burung, khususnya burung berkicau sudah cukup lama dilakoni banyak warga di seluruh penjuru Indonesia. Banyak juga yang mengungkapkan, memelihara burung sudah menjadi budaya bangsa ini.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari pandangan burung sebagai salah satu budaya yang sudah cukup lama ada, ada satu hal lain yang juga banyak dipercaya masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah soal mitos-mitos seputar burung. DanĀ dari sekian banyak mitos yang beredar, mitos soal kesialan burung yang gagal dijual setelah ditawar adalah salah satunya.
Percaya atau tidak, banyak penghobi burung yang gagal dalam transkasi jual beli, mengalami hal ini. Menurut Gebon, penghobi burung berkicau di Petukangan Utara, Jakarta Selatan, jika burung milik kita ada yang menaksir dan berminat membeli, maka segera putuskan apakah burung itu akan dijual atau tidak. Ia bahkan mengatakan, ada mitos yang menyebut kalau burung tidak jadi dijual, burung akan ketiban sial. Kesialan yang bisa terjadi biasanya burung akan hilang atau terbang dan bisa pula mati.
ADVERTISEMENT
"Teman saya punya burung berkicau yang sering juara saat lomba. Kemudian ada yang berminat dengan burung tersebut. Teman saya pasang harga Rp25 juta. Kemudian ditawar Rp 22 juta oleh calon pembeli. Tak ada kesepakatan harga. Seminggu kemudian burungnya mati dalam sangkar dalam kondisi dikerumuni semut," kisah Gebon.
Pernah pula pengalaman teman yang lain, kesepakatan harga tidak terjadi dan beberapa hari kemudian burungnya dimangsa kucing yang entah bagaimana caranya bisa masuk ke sangkar.
"Itulah mitos dalam jual beli burung. Makanya bagi pehobi yang sudah paham hal ini, saat terjadi transaksi yang stagnan, biasanya mau saja melepas burung jika harga tawar tidak terlalu jauh dari harga banderol awal," tukasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Gebon mengatakan, ada satu cara yang banyak dipercaya pecinta burung di Indonesia untuk menghindari mitos ini. Ia menyebut, mitos tersebut bisa dipatahkan hanya dengan bulu burung.
"Yah, kalo nggak jadi dijual mending cabut aja bulunya selembar. Biar nggak sial burungnya," ujarnya lagi.
Namun sekali lagi, mitos ini banyak yang percaya, namun banyak pula yang tidak mempercayainya. Semua tergantung pilihan anda. [RN]