Operasi TMC dan Water Bombing Semakin Intensif, BNPB: Titik Api Berkurang Hingga 90 Persen

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2019 0:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Operasi TMC dan Water Bombing Semakin Intensif, BNPB: Titik Api Berkurang Hingga 90 Persen

ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, sejak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau pada 16 September 2019 lalu, operasi pemadaman karhutla menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menjadi lebih diintensifkan. Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan 4 pesawat bersama para personelnya untuk membantu proses TMC yang masing-masing dibagi di dua tempat, yakni 2 di Sumatera dan 2 di Kalimantan. Upaya TMC yang digawangi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)-pun sudah membuahkan hasil. Hujan turun di beberapa tempat yang menjadi daerah operasi TMC seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan sebagainya. Sementara itu berdasarkan hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa jumlah titik api dengan confident level diatas 50 persen per provinsi dalam kurun waktu 21-27 September 2019 sudah turun sampai 90 persen. "Pantauan pada hari ini, Minggu (29/9) hingga pukul 15.30 WIB di wilayah Sumatera menunjukkan bahwa secara umum kondisi cuaca terpantau cerah berawan hingga hujan. Jarak pandang di beberapa bandara di Pulau Sumatera terpantau berada pada level baik, dengan visibility lebih dari 5 km. Data sementara yang berhasil dihimpun, jarak pandang di Pekanbaru mencapai 6 km (berawan), Rengat - Indragiri Hulu 5 km (hujan), Jambi > 10 km (berawan), dan Palembang > 10 km (berawan)," ungkap Agus. Kemudian berdasarkan pantauan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) hingga pukul 16.00 WIB menunjukkan bahwa titik api dengan kategori sedang dan tinggi terdeteksi masing-masing berada di Riau dengan 3 titik, Muaro Jambi 1 titik, dan Sumatera Selatan 124 titik. Hal tersebut menunjukkan bahwa titik api terpantau cenderung berkurang. Sementara itu, pantauan cuaca yang dilakukan di Pulau Kalimantan menunjukkan bahwa kondisi cuaca cerah, berawan hingga hujan. Sedangkan untuk jarak pandang terpantau sudah lebih dari 5 km. Kendati demikian, asap tipis masih terpantau berada di wilayah Palangkaraya - Kalimantan Tengah dan Banjarmasin - Kalimantan Selatan. Beberapa data hasil pantauan jarak pandang dan cuaca di wilayah Kalimantan meliputi; Pontianak > 10 km (berawan), Pangkalan Bun > 10 km (berawan), Sampit 7 km (berawan), Palangkaraya 3.5 km (berasap) dan Banjarmasin 9 km (berasap). Sedangkan pantauan titik api kategori sedang dan tinggi hingga pukul 16.00 WIB terdeteksi masing-masing di Kalimantan Barat dengan 4 titik, Kalimantan Selatan 4 titik, dan Kalimantan Selatan 4 titik. Lebih lanjut diakui Agus, secara umum program pemadaman yang dilakuan oleh Satgas Gabungan dari Kementerian dan Lembaga Pemerintah pusat seperti BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Sosial (Kemsos), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), BPPT, BMKG, LAPAN, TNI, Polri dan juga Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sudah membuahkan hasil. "Merujuk pada tren laporan yang dihimpun berdasarkan citra satelit terkini dan tinjauan langsung di lapangan, bisa disimpulkan bahwa episode karhutla 2019 tak lama lagi segera usai. Oleh karena itu, dari seluruh pencapaian atas hasil usaha pemadaman darat, udara dengan water bombing dan TMC, ditambah prediksi BMKG tentang musim hujan yang akan segera datang semakin membuat kami optimis bahwa bencana asap karhutla ini akan segera berlalu," pungkasnya
ADVERTISEMENT