Konten dari Pengguna

Pekerja Perkebunan Sawit Asal Indonesia, Tewas Dimangsa Buaya di Malaysia

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
18 Februari 2019 0:04 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Trubus.id -- Petaka menimpa seorang pria Tenaga Kerja Indonesia di perkebunan kelapa sawit di Malaysia. Selasa (12/2) lalu, pria bernama Muh Tahir Majid Syam itu tewas diserang buaya ganas saat mencari kepiting di sebuah sungai di kawasan Serawak, Malaysia. Mirisnya, peristiwa itu disaksikan langsung oleh keponakan korban yang saat itu menemaninya ke sungai.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari AFP, kejadian bermula ketika korban dan keponakannya tengah mencari kepiting di sungai. Saat itu keduanya mencari kepiting di lokasi yang berbeda. Saay keponakan korban menoleh, ia sudah tidak menemukan pamannya itu.
Saat mencari keberadaan sang paman, sang keponakan melihat kepala korban di tengah sungai. Namun tak lama, pamannya seperyi ditarik kembali ke dalam aliran sungai sambil teriak kesakitan. 
"Keponakannya mencari-cari dia, dan kemudian dia melihat kepala pamannya di air sebelum ditarik kembali ke dalam sungai," kata wakil kepala kepolisian setempat, Mohamad Sabri Zainol kepada kantor berita AFP, Kamis (14/2).
ADVERTISEMENT
Sang keponakan kemudian melaporkan kejadian itu ke warga lainnya dan pihak kepolisian. Pencarian pun dilakukan. Jasad korban sendiri akhirnya berhasil ditemukan Rabu (13/2) kemarin. Terdapat banyak luka bekas gigitan buaya di tubuhnya. Pihak kepolisian menduga, korban tewas diterkam buaya air asin yang menghuni sungai tersebut.
Buaya air asin kerap terlihat di sepanjang sungai-sungai dan pantai-pantai di Sabah dan Sarawak. Serangkaian serangan hewan reptil yang panjangnya bisa mencapai 7 meter ini, dilaporkan terjadi di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2017, otoritas di Sarawak mulai memberikan izin untuk memburu buaya guna mengurangi jumlah serangan buaya terhadap manusia. [RN]