Setelah 80 Tahun, Buaya Spesies Baru yang Langka Ditemukan di Afrika Tengah

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
4 November 2018 0:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Setelah lebih dari 80 tahun, para peneliti menemukan buaya spesies baru yang langka di Afrika Tengah yang bernama latin Mecistops leptorhynchus. Sebelumnya, buaya bertubuh ramping yang ditemukan di Kamerun hingga Tanzania ini dianggap sebagai sama seperti buaya di Afrika Barat, Mecistops cataphractus.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah diteliti, dua jenis buaya tersebut memiliki perbedaan signifikan. Mecistops leptorhynchus punya sisik lebih kecil dan lembut, bermoncong panjang dan ramping serta hidup di air tawar dibandingkan Mecistops cataphractus yang bersisik kasar dan besar.
Baca Lainnya : Dicari Selama 10 Tahun, Buaya Air Asin Berhasil Ditangkap
Selain itu, perbedaan utama terletak pada gen. Analisis gen menunjukkan jika buaya itu terpisah lebih dari delapan juta tahun lalu akibat aktivitas gunung berapi yang menciptakan batas di sekitar pegunungan Kamerun.
Setidaknya, dua buaya tersebut memiliki perbedaan gen tertentu lebih dari lima persen. Hal itu diungkapkan peneliti setelah melakukan analisis di lapangan dan sampel museum.
"Bukan hal mudah lantaran buaya ini tinggal di daerah yang sangat terpencil, tidak tersentuh manusia. Susah ditemukan di alam liar karena mereka berkamuflase saat mencari mangsa dan ketika berlindung di perairan dengan vegetasi tinggi," kata Matt Shirley, peneliti dari Florida International University's Tropical Conservation Institute, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Baca Lainnya : Buaya dan Aligator, Apa Perbedaan Keduanya?
Menurut Matt, penemuan buaya spesies baru ini memberikan pengaruh besar untuk memahami evolusi dan keanekaragaman buaya serta upaya konservasi guna melindungi satwa liar ini dari kepunahan.
"Kami berharap ada pemahaman lebih baik tentang evolusi buaya dan taksonomi buaya Mecistops leptorhynchus. Penting sekali karena tidak banyak yang tahu tentang spesies ini," ujar Matt. [DF]
 
 
 
Kali pertama setelah lebih dari 80 tahun, peneliti akhirnya menemukan spesies buaya baru di Afrika Tengah. Penemuan spesies buaya baru memang terhitung langka. Ini mengapa temuan spesies yang diberi nama Mecistops leptorhynchus atau Buaya Bertubuh Ramping Afrika Tengah tersebut menjadi istimewa. Menariknya buaya yang ditemukan di Kamerun hingga Tanzania ini sebelumnya dianggap sebagai spesies yang sama dengan buaya Afrika Barat, cataphractus. Baca juga: Peneliti Buat Obat Nyeri Sendi dari Tulang Rawan Buaya Setelah diteliti, ternyata keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. M.leptorhynchus memiliki sisik yang lebih kecil dan lebih lembut daripada buaya Afrika Barat. Sementara buaya Afrika Barat cenderung memiliki sisik lebih besar dan kasar. Selain itu M.leptorhynchus juga memiliki tubuh ramping berukuran sedang, memiliki moncong panjang dan ramping, serta hidup di habitat air tawar. Menurut peneliti, perbedaan yang utama terletak pada gen. Analisis pada gen menunjukkan jika kedua spesies buaya itu terpisah lebih dari delapan juta tahun yang lalu. Saat itu aktivitas gunung berapi yang intens menciptakan batas di dan sekitar pegunungan Kamerun. Dan kemudian memisahkan mahluk-mahluk itu menjadi dua spesies yang berbeda. Sekarang terdapat setidaknya ada perbedaan gen-gen penting tertentu sebanyak lebih dari 5%. Para peneliti melakukan analisis baik di lapangan ataupun sampel museum untuk menjabarkan spesies baru tersebut. Meski begitu bukan perkara yang gampang. Sebab buaya ini tinggal di daerah yang sangat terpencil dan tak tersentuh oleh mnausia. Mereka berkamuflase ketika mencari mangsa mencari perlindungan di perairan dengan vegetasi tinggi. Itu mengapa tak mudah menemukan mereka di alam liar. Baca juga: Memahami Keanehan Organ Kelamin Ular dan Buaya, Apa Beda? Temuan baru ini akan memberikan implikasi besar dalam memahami evolusi dan keanekaragaman buaya serta konservasi untuk melindungi mahluk-mahlik yang terancam punah ini. M.cataphractus sendiri bukanlah satu-satunya spesies yang berada di ambang kepunahan. Para ilmuwan baru-baru ini menghitung kepunahan mamalia, yang sebagian besar didorong oleh perusakan habitat yang dilakukan manusia. "Kami berharap ada pemahaman yang lebih baik tentang evolusi buaya dan taksonomi dari buaya mulut lebar Afrika Tengah. Ini penting karena tak banyak yang tahu tentang spesies tersebut," kata Matt Shirley, peneliti dari Florida International University's Tropical Conservation Institute. Gambaran mengenai spesies ini dipublikasikan di jurnal ZooTaxa.
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesies Buaya Baru Ditemukan, Bersisik Lembut dan Bertubuh Ramping ", https://sains.kompas.com/read/2018/10/30/071441823/spesies-buaya-baru-ditemukan-bersisik-lembut-dan-bertubuh-ramping.
Penulis : Kontributor Sains, Monika Novena
Editor : Yunanto Wiji Utomo