news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Zulkarnain, Petani Milenial yang Sukses Kembangkan Hidroponik di Pagaralam

Trubus ID
Media online kekinian yang menyajikan informasi seputar gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dan peristiwa terkait alam, lingkungan, sosial, serta pemberdayaan masyarakat untuk bumi kita yang lebih hijau dan lestari
Konten dari Pengguna
23 April 2019 0:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Trubus ID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Trubus.id -- Kesadaran untuk menjalani hidup sehat, tak hanya terjadi di kota-kota besar. Di beberapa kota yang lebih kecil di Indonesia, kesadaran untuk hidup sehat juga meningkat. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya warga yang lebih memilih mengonsumsi makanan sehat, khususnya sayuran.
ADVERTISEMENT
Beberapa petani milenial yang sukses berbisnis hasil pertanian adalah Faris yang tinggal di Jogja dan Maya Stolastika yang tinggal di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Mereka kini telah mampu mengembangkan bisnis pertaniannya. Selain itu mereka juga memberdayakan warga masyarakat di sekitarnya.
Selain itu sosok petani milenial lain yang bisnisnya kini tengah berkembang adalah Zulkarnain. Di Pagaralam, Sumatera Selatan, laki-laki berusia 23 tahun ini kini tengah mengembangkan pertanian hidroponik di rumahnya. Sejak beberapa tahun lalu, Zul, panggilan akrabnya memulai bisnis ini.
Ia memilih pertanian hidroponik karena sistem pertanian ini tak memerlukan lahan yang sangat luas dan tak perlu berkotor-kotor, bergelut dengan lumpur layaknya petani konvensional. Ia sengaja memilih pertanian organik tanpa bahan kimia karena pasar di Pagaralam sudah terbentuk. 
ADVERTISEMENT
"Kesadaran warga tentang kesehatan sudah mulai meningkat, " katanya kepada Trubus.id beberapa waktu lalu.
Ia menyulap lahan dekat rumahnya menjadi ribuan lubang yang ditanami aneka macam sayuran. Tanaman yang ia tanam mulai bayam merah, kembang kol, pakcoy, kale, selederi, tomat sawi dan lainnya.
Ia menjual hasil panennya di sekitar rumahnya. Sambutannya cukup beragam. Menurutnya warga yang telah memiliki kesadaran tinggi soal kesehatan pasti menyambut antusias. Karena itu Zul tak hanya menjual, namun juga harus mengenalkan sayuran sehat kepada mereka. 
Selain mengedukasi langsung kepada calon pembeli, Zul juga mengedukasi para ibu melalui PKK atau komunitas lain. Ia juga gencar mengkampanyekan hidup sehat dengan makan sayur organik melalui media sosial.
Ia juga mengajak anak-anak muda di sekitarnya untuk belajar menanam secara hidroponik. Beberapa anak sekolah menengah datang ke tempatnya untuk belajar hidroponik.
ADVERTISEMENT
Awalnya ia menjual berusaha yang lain, mulai dari aksesoris, peralatan alat rumah tangga yang hanya sekali dibutuhkan. Usaha ini rupanya tak menguntungkan karena peralatan rumah tangga hanya dipakai sekali.
Ia pun lalu banting profesi. Ia lalu mencari ide untuk melakukan bisnis yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan. Lalu ia memulai bisnis hidroponik. Saat itu ia langsung belajar di berbagai workshop sampai ke Palembang pada tahun 2016.
Ke depan, ia ingin seluruh warga masyarakat bisa menghindari sayuran yang mengandung pestisida. Ia berharap warga mampu mengubah kebisaan dengan mengonsumsi sayuran sehat. Selain itu ia ingin mengubah mindset anak-anak muda yang masih menganggap menjadi petani itu tidak menjanjikan.