Fiksi Memberikan Dampak Bagi Pembaca dan Penulisnya

Tsamarah Cinta Dwi Kinanti
Mahasiswi aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. hobi: rewatch boboiboy galaxy
Konten dari Pengguna
8 Desember 2022 19:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tsamarah Cinta Dwi Kinanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Koleksi buku fiksi (dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi buku fiksi (dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seseorang yang membaca dan menulis cerita fiksi pada hakikatnya memiliki tujuan. Namun, apakah tujuan tersebut selalu memberikan hal positif bagi mereka? atau malah hal negatif yang didapatkan? Beberapa orang menyimpulkan bahwa cerita fiksi memiliki stigma bagi para penulis maupun pembacanya.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena dampak buruk yang terjadi cukup terlihat dari perubahan sikap yang dialami mereka. Akan tetapi para pecinta cerita fiksi itu sendiri membantah pikiran negatif orang-orang disekitarnya dengan menunjukkan sisi terang dari cerita fiksi tersebut. Membaca juga merupakan kegiatan positif bagi sebagian orang. Dengan membaca, berbagai wawasan baru dapat diambil sebagai pembelajaran untuk kedepannya.
Sebelum membahas dampak yang terjadi dari membaca ataupun menulis cerita fiksi, ada baiknya jika kita mengetahui definisi dari objek utama yang akan dijelaskan. Dilihat dari definisi yang menyebutkan bahwa fiksi diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia (Altenbernd dan Lewis, 2005).
Dengan ini, fiksi dapat dimaknai sebagai cerita yang dibuat dari imajinasi penulisnya. Beberapa cerita fiksi juga ada yang diambil dari pengalaman ataupun fakta yang ada, namun diberi sedikit modifikasi sehingga menghasilkan sebuah cerita yang lebih menarik minat para pembacanya.
ADVERTISEMENT
Dapat dilihat dari UNESCO bahwa minat baca di Indonesia hanya sebesar 0,001%. Selain itu, Programme for international Student Assessment (PISA) juga merilis peringkat budaya literasi dari 70 negara dan Indonesia berada pada posisi peringkat ke-62. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki budaya literasi yang rendah (UNESCO dalam Ilham, 2022). Namun, di samping itu, dari minimnya minat baca masyarakat, Indonesia memiliki lebih dari 1 orang yang mengekspresikan perasaannya melalui tulisan dan membaca sesuatu.
Di antara banyaknya sarana, beberapa orang menguraikan karya mereka sebagai puisi, atau pun karya tulis populer. Orang-orang menulis karya mereka di berbagai aplikasi yang berbeda, misalnya Twitter, Wattpad, Webnovel, dan lain-lain. Adanya cerita fiksi dapat membantu meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menjelaskan bahwa cerita fiksi membantu meningkatkan budaya literasi sebesar 16,5%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (Ihsania, dkk, 2020, h.86). Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa cerita fiksi memberikan dampak positif bagi para pembacanya.
Selain membantu meningkatkan minat baca, kehadiran cerita fiksi juga dapat membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Cerita fiksi memiliki berbagai macam genre yang dapat dipilih antara lain, genre romantis, fiksi ilmiah, fantasi, thriller, horor, historical, fanfiction, dan lain-lain.
Dari banyaknya jenis genre ini, dapat membuat penulis untuk mengembangkan pemikirannya agar dapat melanjutkan cerita yang jelas serta alur yang menarik bagi para pembaca. Genre yang dipilih juga menentukan wawasan yang dapat diberikan atau diterima oleh penulis juga pembacanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya adalah genre fanfiction yang memiliki banyak cerita. Banyak penggemar yang membuat cerita menggunakan nama maupun kisah dari idolanya. Baik itu dalam bentuk buku atau sosial media. Di samping itu, cerita fiksi ini juga membuat para pembaca dan penulisnya memiliki khayalan yang terlalu tinggi, sehingga mereka lupa dengan kehidupan asli mereka. Membaca dan menulis cerita fiksi juga dapat membuat seseorang lupa akan waktu. Namun hal itu tergantung dengan kepribadian seseorang itu sendiri dalam mengatur waktunya.
Banyaknya waktu yang terbuang bisa saja menghasilkan banyak karya yang terbuat. Karya-karya ini tidak hanya dapat disimpan untuk menghibur diri sendiri. Beberapa orang memposting cerita mereka ke aplikasi yang dapat menjadi sarana berkarya seperti yang disebutkan di atas.
ADVERTISEMENT
Dengan banyaknya peminat dan permintaan untuk percetakan, cerita tersebut dapat memiliki nilai jual. Tidak hanya lewat media sosial, beberapa penulis yang sudah terkenal di kalangan masyarakat biasanya langsung mencetak bukunya. Buku-buku berisi cerita fiksi ini dapat dijual di berbagai tempat seperti toko buku dan toko belanja online. Sebagian penulis juga mempromosikan karya mereka dan menjualnya lewat media sosial mereka sendiri.
Rajin membaca dan menulis mungkin sering dipandang baik bagi orang-orang. Karena banyaknya wawasan dan pengetahuan yang bertambah, juga banyaknya dampak positif yang didapatkan. Tetapi membaca juga dapat memberikan dampak negatif, salah satunya adalah kerusakan mata. Hal ini dikarenakan kegiatan membaca dan menulis umumnya berinteraksi dengan alat elektronik seperti laptop ataupun gadget. Selain itu, membaca dan menulis juga melibatkan buku dan ruangan yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari alodokter.com akan terjadi kelelahan pada mata karena penggunaan mata yang terlalu lama, kurangnya cahaya di dalam ruangan dan paparan cahaya yang terlalu terang. Maka dari itu, posisi juga tempat kegiatan membaca dan menulis penting untuk diperhatikan.

Dari panjangnya penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa cerita fiksi memberikan dampak dengan dua sifat yang berbeda, dampak positif dan dampak negatif. dampak positif dari membaca dan menulis cerita fiksi adalah:

1. Membantu meningkatkan minat baca
2. Membantu meningkatkan kreativitas seseorang
3. Menambah penghasilan

Namun cerita fiksi juga memiliki sisi buruk yang memberikan dampak negatif, di antaranya:

1. Membuat penulis maupun pembaca menghabiskan waktunya
2. Meningkatkan khayalan pembaca dan penulis hingga kemungkinan mampu membuat mereka lupa akan kenyataan
ADVERTISEMENT
3. Jika membaca atau menulis cerita fiksi dengan posisi yang salah dan dengan waktu yang terlalu lama dapat menyebabkan kelelahan pada mata.
Daftar Pustaka
Altenbernd, L.& Leslie L Lewis. (1970). Handbook for the study of poetry. Canada. Collier-MacMillan Ltd.
Ihsania, S. Wikanengsih, Ismayani, M. (2020). Pengaruh cerita fiksi terhadap budaya literasi dikalangan mahasiswa. Jurnal Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. 3(1). 81-90. Diunduh pada 30 November 2022 dari link https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/download/4490/pdf
Ilham, B. Ulum. (2022). Hardiknas 2022: Literasi Indonesia peringkat ke-62 dari 70 negara. Diakses pada 30 November 2022 dari link https://bisniskumkm.com/harbuknas-2022-literasi-indonesia-peringkat-ke-62-dari-70-negara
Redaksi alodokter. (2020). Mata terasa lelah saat digunakan membaca terlalu lama. Diakses pada 30 November 2022 dari link https://www.alodokter.com/komunitas/topic/mata-f0ffe2
ADVERTISEMENT