100 Orang Ikut Membatik Bersama di Jalan Sukonandi

Konten Media Partner
4 Oktober 2019 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta nyanting bareng saat membatik di sepanjang Jalan Sukonandi, Yogyakarta, Jumat (4/10/2019). Foto: atx.
zoom-in-whitePerbesar
Peserta nyanting bareng saat membatik di sepanjang Jalan Sukonandi, Yogyakarta, Jumat (4/10/2019). Foto: atx.
ADVERTISEMENT
Tak kurang 100 orang turun ke jalan untuk menggelar aksi nyanting bareng atau membatik bersama di sepanjang jalan Sukonandi, Yogyakarta, Jumat (4/10/2019).
ADVERTISEMENT
Para peserta nyanting bareng ini rupanya berasal dari sejumlah instansi yang tergabung dalam Paguyuban Instansi Sukonandi, yang ingin merayakan Hari Batik Nasional yang digagas Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta.
“Aksi nyanting batik bareng ini untuk memotivasi masyarakat dalam melestarikan batik sebagai karya seni asli Indonesia serta memberi pemahaman benar antara produk batik dan bukan batik,” ujar Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik, Titik Purwati Widowati, di sela aksi nyanting bareng.
Ia mengatakan aksi nyanting bareng ini juga dilatarbelakangi oleh niat untuk mengingatkan kembali momentum peringatan hari batik nasional yang jatuh tiap tanggal 2 Oktober.
“Batik merupakan salah satu dari 10 kebudayaan asli yang dimiliki bangsa Indonesia. Saat ini, penggunaan batik tidak lagi identik dengan acara-acara tradisional atau kegiataan kebudayaan,” ujar Titik.
ADVERTISEMENT
Titik mengatakan motif batik juga sudah digunakan sebagai salah satu gaya fashion, baik untuk acara formal atau informal.
Menurutnya industri batik adalah salah satu rumpun industri kreatif yang mengakar pada tradisi turun temurun bangsa Indonesia. Dengan sebagian besar pelaku usaha adalah industri kecil dan menengah, ujar Titik, industri batik telah menjadi salah satu penggerak ekonomi kerakyatan dan mampu memberikan konstribusi signifikan dalam peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja dan penyumbang devisa negara.
“Industri batik juga mempunyai daya saing nasional. Telah terbukti industri kecil dan menengah ini cukup tangguh sebagai pilar industri kerakyatan pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia beberapa tahun yang lalu,” ujarnya.
Dalam aksi itu Balai Besar Kerajinan dan Batik menyediakan seluruh peralatan membatik dengan cuma-cuma mulai dari canting, kompor listrik, wajan mini, malam dan kain putih berukuran 25 meter yang sudah digambari motif pola/desain batik.
ADVERTISEMENT
Para peserta dibagi atas 10 kelompok dan setiap kelompok didampingi oleh pembimbing dari BBKB. Selain itu, setiap peserta diberikan kain berukuran 115 cm x 25 cm yang sudah diberikan pola/ desain batik untuk kemudian dibatik dan hasilnya sebagai souvenir pribadi. (atx/adn)