138 Mahasiswa UNISA Mengambil Sumpah Profesi Ners

Konten Media Partner
26 Oktober 2019 13:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para lulusan profesi ners Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), saat membacakan sumpah profesi ners, Sabtu (26/10/2019). Foto: adn
zoom-in-whitePerbesar
Para lulusan profesi ners Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), saat membacakan sumpah profesi ners, Sabtu (26/10/2019). Foto: adn
ADVERTISEMENT
Sebanyak 138 lulusan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) melakukan angkat sumpah serta dilantik menjadi ners, Sabtu (26/10/2019). Angkat sumpah serta pelantikan profesi ners ini menjadi tanda berakhirnya proses pendidikan para mahasiswa di UNISA dan menyandang gelar sarjana keperawatan ners. Lebih dari 94% lulusan berhasil lulus dengan predikat cum laude dan lebih dari 4% berhasil lulus dengan predikat suma cum laude.
ADVERTISEMENT
“Atas nama seluruh civitas akademika Universitas ‘Asyiyah Yogyakarta, kami mengucapkan selamat atas prestasi yang sudah diraih,” ujar Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, dalam sambutannya.
Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, saat memberikan sambutan di pelantikan dan sumpah ners, Sabtu (26/10/2019). Foto: adn
Ia menekankan bahwa para lulusan lahir sebagai ners muda di era revolusi industri 4.0, era dimana basis informasi dan teknologi menjadi dasar dalam semua bidang kehidupan. Hal ini tentu akan mengubah pola komunikasi dan interaksi manusia. Hal ini dikarenakan semua kegiatan akan serba otomatis dan seba digital.
“Siapa yang bisa bertahan tentu adalah orang yang punya kemampuan untuk merespon perubahan dan prediksi masa depan yang cepat berubah,” tuturnya.
Apabila para lulusan tidak mampu beradaptasi dengan situasi yang ada, maka tidak menutup kemungkinan mereka kalah dalam persaingan. Ia pun tidak menutup mata dengan kehadiran teknologi berupa robot di dunia kesehatan. Bahkan robot ini berhasil menggantikan peran perawat di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
“Namun, ada hal yang tidak bisa dilakukan robot yaitu caring, empati, yang ini jadi filosofi keperawatan,” katanya.
Warsiti berpesan, sebagai lulusan ners UNISA, hendaknya menjadikan profesi perawat sebagai bagian dari ibadah dan ikhsan dari pelayanan. Ia juga mendoakan para lulusan ners UNISA agar bisa lulus dalam ujian kompetensi.
Kepala Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY, Setyorini, juga memberikan selamat pada para lulusan. Pihaknya berharap, para lulusan akan menambah jumlah calon tenaga kerja kesehatan khususnya sebagai perawat.
Kepala Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY, Setyorini, saat memberikan sambutan di pelantikan dan sumpah ners, Sabtu (26/10/2019). Foto: adn
“Kemampuan kompetensi profesional ini harus dijunjung tinggi. Ke depan diharapakan pelayan kesehatan bisa diakses seluruh masyarakat, tampa kendala finansial lewat upaya promotif, preventif, rehabilitasi, dan lain sebagainya,” tutur Setyorini.
Tak hanya itu, para perawat muda juga dituntut untuk mulai berpikir hal apa saja yang bisa dikembangkan agar tidak kalah bersaing dengan perawat lain. Menurutnya, revolusi industri 4.0 sekarang ini seharusnya mampu meningkatkan lapangan pekerjaan dan keterampilan para perawat.
ADVERTISEMENT
Andi Novianto, perwakilan mahasiswa program studi ners, mengungkapkan bahwa kelulusan ini bukanlah sebuah akhir, melainkan awal dari perjuangan yang sesungguhnya. Tak hanya itu, menurutnya kelulusan bukan menambah problematika sosial namun menyelesaikan problematika sosial.
“Bangga bukan hanya karena pencapaian akademis, kita memperoleh amanah baru untuk menjadi perawat baru, perawat hebat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,” kata Andi Novianto. (adv)