4 Kesalahan Fatal yang Kerap Dilakukan Mahasiswa saat Selesaikan Skripsi

Konten Media Partner
21 Agustus 2020 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengetik laptop. Foto: Thinkstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengetik laptop. Foto: Thinkstock.
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa teladan dan ingin membanggakan orang tua tentunya ingin segera lulus. Nah, demi tujuan tersebut diperlukan beberapa konsistensi dan pemikiran yang terus maju agar dapat cepat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini terdapat berita viral yang bereder mengenai chat ‘kok kamu atur saya’. Dari berita viral tersebut, mahasiswa juga harus tetap memperhatikan etika berbicara dan penggunaan kalimat yang sopan saat berkomunikasi dengan dosen pembimbing skripsi/tugas akhir.
Ada berbagai kesalahan fatal seperti apa saja yang kerap dilakukan mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi/tugas akhir. Berikut 4 kesalahan fatal yang sering terjadi di kalangan mahasiswa.

1. Hobi menunda pekerjaan

Terlalu sering menunda pekerjaan bisa membawa seseorang pada suatu masalah. Bagi seorang mahasiswa tingkat akhir, aktivitas menunda pekerjaan perlu dihindari pada saat mengerjakan skripsi atau tugas akhir.
Contoh hal tersebut dapat membawa seorang mahasiswa pada suatu masalah adalah saat mereka sudah dijadwalkan untuk melalukan presentasi perkembangan skripsi kepada dosen pembimbing pada minggu depan dan mereka belum memiliki memperbaiki atau bahkan belum memulai skripsi/tugas akhir mereka.
ADVERTISEMENT
“Menunda mengerjakan karena masih ada hari esok dan esok dan esoknya lagi. Wajar kok merasa begitu, tapi ketika setiap hari begitu, bisa kehabisan waktu kan. Kerjakanlah skripsi seakan deadline-nya besok atau secepatnya,” ujar ujar Anastasia Kiki Widiantari, dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jumat (21/8/2020).
Informasi selengkapnya klik di sini.

2. Tidak membuat timeline pengerjaan skripsi

Pembuatan timeline pengerjaan skripsi dapat memudahkan dan membantu mahasiswa untuk mengerjakan skripsi/tugas akhir mereka. Dengan adanya timeline tersebut, para mahasiswa bisa menjadwalkan kapan mereka akan lanjut mengerjakan skripsi/tugas akhir mereka dan melihat perkembangannya setiap minggu atau bulan.
“Tidak membuat timeline pengerjaan skripsi. Sebenarnya itu sangat membantu untuk set target pengerjaan dan penyelesaian,” ungkap Widiantari.
Informasi selengkapnya klik di sini.

3. Teralihkan oleh aktivitas lain

Ada berbagai aktivitas yang membuat para mahasiswa merasa sibuk untuk mengerjakan skripsi. Mulai dari menyalurkan hobi mereka seperti olahraga, meluangkan waktu dengan teman, pacar, keluarga, hingga aktivitas lain yang diminati.
ADVERTISEMENT
“Teralihkan oleh masalah lain, bisa jadi masalah dalam keluarga, dengan teman ataupun pacar. Pikirkan kembali fokus saat itu pada skripsi dan bicaralah pada pihak terkait untuk mendukung kalian dalam menyelesaikan. Jika sangat membebani kalian, ambil rehat sejenak untuk menjernihkn pikiran. Tapi, sejenak saja ya, jangan lama-lama,” ujar Widiantari.

4. Terlalu sibuk bekerja paruh waktu

Beberapa mahasiswa biasanya memiliki pekerjaan paruh waktu sembari mereka menjalani perkuliahan. Hal tersebut dilakukan untuk sekedar menambah uang saku atau bahkan untuk menjalani hidup yang mandiri untuk membantu orang tua.
“Boleh kok kuliah sambil kerja. Tapi, fokus 75% ke kuliah ya. Setelah kuliah, kalian bisa kerja penuh dengan gaji yang mungkin lebih besar dari yang didapatkan di pekerjaan paruh waktu. Kebanyakan seperti itu yang saya amati,” pungkas Widiantari. (Abraham Vincent)
ADVERTISEMENT