4 Warga Bantul Meninggal karena Leptospirosis

Konten Media Partner
26 Mei 2022 20:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang meninggal. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang meninggal. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
4 orang warga Bantul meninggal dunia karena terjangkit penyakit yang diakibatkan bakteri kencing tikus selama tahun 2022 ini. Hingga bulan Mei 2022 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mencatat setidaknya ada 21 kasus leptospirosis.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Survailans Dinas Kesehatan Bantul, dr Abed menuturkan, berdasarkan data kesakitan Leptospirosis yang mereka miliki, kasus Leptospirosis di Bantul sejak bulan Januari hingga bulan Mei 2022 tercatat ada 21 kasus. Dari 21 kasus tersebut terduga meninggal berkaitan dengan Leptospirosis ada 4 kasus.
"Angka tersebut sebenarnya relatif sama dengan periode yang sama tahun sebelumnya," kata dia.
Abed mengatakan sebenarnya tidak ada peningkatan yang signifikan dari kasus lepsospirosis di wilayah kabupaten Bantul selama tahun 2022 ini. Di mana jumlahnya masih relatif sama dengan tahun 2021 yang lalu.
Info selengkapnya klik di sini.
Sementara untuk wilayah kapanewon yang terpapar, Abed menyatakan masih tersebar dan tidak terkonsetrasi di kapanewon tertentu. Sehingga tidak atau belum khas masing-masing kapanewon apakah endemis atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Semua kapanewon ada kasus leptospirosis,"terang dia.
Untuk tahun ini kapanewon Jetis masih mencatatkan angka kasus leptospirosis paling tinggi dibanding dengan wilayah yang lain. Penyebaran kasus leptospirosis di 17 Kapanewon masih relatif sama.
"Yang pasti Bantul endemis. Dan terbanyak di tahun ini di Jetis,"tambahnya.
Abed menambahkan meskipun musim hujan diperkirakan akan segera berlalu namun kasus penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus atau yang sering dikenal sebagai leptospirosis masih muncul di wilayah kabupaten Bantul. Dan pekan ini ada warga Kapanewon Sewon yang meninggal diduga karena terpapar Leptospirosis.
Namun demikian, Abed mengatakan untuk warga Kapanewon Sewon yang meninggal diduga karena leptospirosis pihaknya memang belum bisa menyimpulkan. Karena masih menunggu hasil audit kematian di akhir bulan Mei inì
ADVERTISEMENT
"Masih terduga karena baru akan proses audit kematian di akhir mei nanti," tutur Abed.
Ia menjelaskan leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.
"Penyakit karenanbakteri ini banyak terjadi di daerah yang terkena banjir. Di Bantul paling banyak menerpa petani," terang dia.
Menurut dia, tidak semua orang yang terkena leptospirosis akan langsung menunjukkan gejala. Bisa saja gejala baru muncul setelah pengidap melewati masa inkubasi sekitar 10 hari, dengan ciri-ciri seperti Demam tinggi hingga menggigil, Nyeri kepala, nyeri otot khususnya di daerah betis.
ADVERTISEMENT
Penderita juga merasakan sakit tenggorokan disertai batuk kering. Dan Mata merah dan kulit menguning. Mual hingga muntah-muntah dan disertai diare. Oleh karena itu pihaknya meminta kepada semua pihak untuk meningkatkan kebersihan.