50 Persen Penderita Lupus Alami Gangguan Mata

Konten Media Partner
10 Mei 2019 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter Spesialis Mata RSUP. Sardjito, Suhardjo, saat memberikan keterangan soal penyakit lupus. Foto: ken.
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Spesialis Mata RSUP. Sardjito, Suhardjo, saat memberikan keterangan soal penyakit lupus. Foto: ken.
ADVERTISEMENT
Penyakit lupus hingga saat ini terus menghantui masyarakat di seluruh dunia. Diperkirakan, sekitar 5 juta orang didunia ini sedang berjuang melawan lupus. Tidak kurang, 16.000 orang baru terdiagnosis setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan langsung oleh Dokter Spesialis Mata RSUP. Sardjito, Suhardjo. Ia mengungkapkan, penyakit lupus sangat rentan terjadi pada wanita dalam rentan usia 15-44 tahun.
Suhardjo menuturkan, gejala yang terjadi pada penderita lupus yakni demam, nyeri dan pembengkakan sendi, kulit kemerahan gangguang ginjal, gangguan saraf hingga gangguan lupus pada mata.
"Pada kasus ini (lupus pada mata), sekitar 50 persen penderita lupus mengalami gangguan pada mata," kata Suhardjo di Yogyakarta, Kamis (9/5/2019).
Ia mengungkapkan, gejala lupus pada mata meliputi mata kering, luka pada kelopak mata, mata merah, gangguan saraf mata, serta menyebabkan penyumbatan pembuluh darah ke saraf dan pendarahan dibola mata yang menyebabkan penurunan penglihatan hingga kebutaan.
"Masyarakat tidak boleh menganggap enteng dengan penyakit lupus pada mata, karena bisa berakhir pada kebutaan," ujar Pakar Kornea dan Infeksi Mata Luar RSUP. Sardjito ini.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, pada peringatan hari lupus sedunia yang jatuh pada Jumat (10/5/2019) besok, sebagai rumah sakit umum pusat di DIY, RS Sardjito memiliki tanggungjawab penuh untuk terus menghimbau dan memberikan edukasi kepada masyarakat luas.
"Saya himbau kepada masyarakat jika mengalami sakit lupus maka jangan lupa periksakan mata, sebelum terlambat segera periksakan dan jangan anggap enteng," paparnya.
Suhardjo menambahkan, penyebab lupus belum diketahui secara jelas, namun dipercaya terkait dengan adanya faktor lingkungan, genetik dan hormon. Sementara, pengobatan lupus pada mata memerlukan kerjasama antara dokter mata dan dokter penyakit dalam. (ken/adn)