news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

639 Ribu Hektare Hutan di Jawa Tengah Rawan Kebakaran

Konten Media Partner
17 Juli 2019 21:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Administrator KPH Kedu Utara, Damanhuri, memberikan keterangan terkait pencegahan kebakaran hutan dalam rakor di Temanggung, Rabu (17/7). Foto: ari.
zoom-in-whitePerbesar
Administrator KPH Kedu Utara, Damanhuri, memberikan keterangan terkait pencegahan kebakaran hutan dalam rakor di Temanggung, Rabu (17/7). Foto: ari.
ADVERTISEMENT
Expert Perlindungan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Weda Panji Hudaya, mengatakan sekitar 639.000 hektare kawasan hutan yang tersebar di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah pada musim kemarau tahun 2019 ini rawan terjadi kebakaran.
ADVERTISEMENT
"Luasan hutan se-Jawa Tengah yang rawan kebakaran di musim kemarau ini adalah 639.000 hektare. Kerawanan itu karena kondisi tegakan dan vegetasi serta tanaman yang ada di hutan sudah mulai mengering," kata Panji, saat ditemui usai Rapat Koordinasi Perlindungan dan Pengamanan Hutan Lintas Instansi di Temanggung, Rabu (17/7)
Panji menuturkan, dibutuhkan koordinasi lintas lembaga yang kuat untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan. Dengan adanya koordinasi yang kuat, diharapkan dapat mencegah terjadinya bencana kebakaran.
"Seperti pada tahun 2018, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai menurunkan helikopter untuk mengatasi bencana kebakaran di Gunung Sumbing. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi sudah sangat bagus, maka harapan kami ke depan koordinasi seperti ini harus semakin ditingkatkan," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain koordinasi antarlembaga, Panji mengatakan, saat ini juga sudah dibentuk satuan pengendali kebakaran. Satuan ini bertugas mengamati dan memantau, serta terjun langsung untuk melakukan pemadaman ketika terjadi kebakaran hutan. Dalam hal koordinasi dilakukan antarlembaga seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan Polri serta lembaga masyarakat desa hutan di sekitar hutan.
Kendati demikian, Panji menyebut, berdasar pengalaman, kebakaran hutan tidak terjadi setiap tahun di satu lokasi saja, akan tetapi terjadi dengan siklus waktu. Misalnya saja di 2012, terjadi kebakaran parah, tapi di tahun 2013 dan 2014 turun, tahun 2015 naik lagi, dan di tahun 2016 dan 2017 turun, dan di tahun 2018 naik lagi.
"Tahun 2018 kebakaran cukup parah, Gunung Sindoro, Sumbing, dan Andong menjadi prioritas karena siklus iklimnya sangat panas dan kebakaran hebat terjadi di ketiga gunung ini pada kemarau 2018. Ternyata siklusnya tiap tahun berganti, 2018 menjadi kebakaran sangat luas di Sindoro dan Sumbing, lainnya menurun. Sebelumnya Gunung Lawu terjadi kebakaran hebat," kata Panji.
Kebakaran Hutan di Riau Foto: FB Anggoro/Antara
Administrator KPH Kedu Utara, Damanhuri, mengatakan kawasan hutan di enam gunung di KPH Kedu Utara rawan kebakaran, terutama di musim kemarau tahun 2019. Kawasan tersebut meliputi hutan di Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Prau, Gunung Ungaran, Gunung Andong, dan Gunung Telomoyo.
ADVERTISEMENT
Adapun luas kawasan hutan Perum Perhutani KPH Kedu Utara sendiri seluas 36.343.39 hektare, di mana dari luasan tersebut 23.740,86 hektare berupa hutan produktif dan 12.602.53 berupa hutan lindung. Adapun jumlah desa hutan yang berada di sekitar kawasan hutan Perhutani KPH Kedu Uatara adalah 257 desa hutan, 257 desa PHBM, dan 257 LMDH.
"Perlu strategi pengamanan yang tepat sasaran untuk menjaga potensi sumber daya hutan agar tetap lestari, dengan ruang lingkup pengendalian kebakaran hutan yang meliputi pencegahan, pemadaman, dan penanganan pasca-terjadinya kebakaran hutan," katanya. (ari/adn)