7 Langkah Edukasi Bahaya Narkoba pada Remaja

Konten Media Partner
25 Maret 2020 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi edukasi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi edukasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jika saat ini anda adalah orang tua yang memiliki anak usia remaja, maka pasti memahami bagaimana tantangannya. Disaat teknologi berkembang sangat pesat nyaris tak terkejar, dan penyebaran informasi sudah semakin mudah, cepat, dan beragam. Masa dimana kenakalan remaja semakin memprihatinkan, bahkan sudah tidak dapat dikategorikan kenakalan lagi, melainkan sebuah tindakan kriminal. Salah satunya adalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di kalangan remaja.
ADVERTISEMENT
Tahun 2019, angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada usia remaja meningkat dari 20% menjadi 24-28%. Hal ini disampaikan oleh Kepala BNN, Heru Winarko pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional, tanggal 26 Juni 2019 di Jakarta. Peningkatan ini tentu menjadi keprihatinan sekaligus kewaspadaan kita bersama.
Untuk melakukan edukasi bahaya narkoba pada remaja, maka tujuh langkah ini dapat dilakukan oleh orang tua :

1. Berikan informasi yang detail mengenai bahaya narkoba

Baik bagi kesehatan, bahaya kecanduan, apa yang akan terjadi pada tubuhnya, bahkan resiko kematian. Juga konsekuensi hukum apabila menyalahgunakan narkoba apalagi terlibat dalam peredaran gelap. Remaja harus memiliki kecukupan informasi yang benar tentang ini. Dan orang tua tidak boleh hanya bergantung pada sekolah.
ADVERTISEMENT

2. Jelaskan beberapa contoh kasus penawaran narkoba yang marak terjadi agar remaja waspada

Jangan lupa untuk menjelaskan langkah yang harus diambil apabila berada dalam situasi yang tidak diinginkan (ditawari/dipaksa menyalahgunakan narkoba). Remaja dilatih untuk memperkuat kemampuan menolak narkoba. Orang tua dapat melakukannya melalui simulasi contoh kasus.

3. Libatkan diri dalam pergaulan anak

Kenali siapa saja teman dekatnya, bahkan latar belakang keluarganya. Kenali lingkaran pertemanan anak juga aktivitas hariannya. Penting juga bagi orang tua untuk terlibat dalam aktivitas sekolah, misalnya kegiatan bakti sosial, aktif menghadiri pertemuan sekolah, serta selalu menjalin komunikasi yang baik dengan guru disekolah. Hal ini penting agar orang tua memiliki sumber informasi yang cukup apabila mulai terjadi perubahan perilaku pada remaja yang mengarah pada penyalahgunaan narkoba. Dengan mengetahui sedini mungkin, dapat segera dilakukan tindakan pencegahan.
ADVERTISEMENT

4. Latih, dampingi, dan dukung remaja dalam manajemen konflik dan pengelolaan stress yang sehat

Usia remaja pada umumnya mengalami berbagai tekanan di lingkungan sosialnya, terutama karena sedang dalam fase berkawan. Ditambah lagi kebutuhan untuk diakui keberadaannya dalam sebuah pertemanan membuat remaja terkadang menghalalkan segala cara, asal dapat diterima dalam sebuah komunitas yang dia inginkan. Misalnya untuk masuk dalam suatu kelompok, diwajibkan untuk merokok terlebih dahulu, atau bahkan mengkonsumsi alcohol. Kemampuan ini seharusnya telah ditanamkan orang tua di fase sebelum remaja, sehingga hanya perlu dilakukan penguatan dan dukungan.

5. Bantu remaja untuk menggali dan mengidentifikasi siapa dirinya

Orang tua harus membangun identitas diri remaja yang positif. Penanaman iman dan pembiasaan ibadah sesuai agama/keyakinan masing-masing penting dilakukan. Ajarkan dan beri kesempatan remaja untuk mengambil keputusan dan yakinkan bahwa dia mampu bertanggung jawab dari sebuah keputusan yang diambil. Orang tua juga dapat membantu remaja untuk mengembangkan keterampilan individual dalam berbagai aspek serta kemapuan pengelolaan waktu dan diri yang baik.
ADVERTISEMENT

6. Jadilah sahabat untuk anak anda

Jadilah teman yang baik, penuh empati, hangat, dapat dipercaya, selalu menolong dan mampu menjadi pendengar yang baik.

7. Lakukanlah aktivitas bersama secara rutin

Usia remaja sangat menyukai tantangan. Maka aktivitas diluar rumah akan sangat diminati , misalnya hiking, ke pantai, atau wisata alam lainnya. Sekedar pergi ke toko buku atau menonton film bersama juga dapat mempererat hubungan antara orang tua dengan remaja. Jika sedang tidak memungkinkan beraktivitas di luar rumah, maka melakukan ibadah bersama atau mengobrol santai sambil mendiskusikan berbagai hal juga dapat menjadi aktivitas yang disukai. Remaja sangat suka didengarkan. Maka orang tua dapat memanfaatkan dengan berdiskusi tentang nilai-nilai yang baik dalam hidup, simulasi kasus/masalah remaja sehari-hari, bahkan diskusi tentang kasus narkoba yang menjerat seorang publik figur misalnya. Dari sini orang tua dapat sekaligus melakukan evaluasi seberapa dalam pemahaman remaja terhadap bahaya narkoba.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya orang tua harus memahami, bahwa remaja juga berusaha menjalankan fase perkembangan yang tidak selalu mudah. Pendampingan dan dukungan keluarga, dalam hal ini terutama adalah orang tua sangat dibutuhkan, agar remaja mampu melewati fase ini dengan aman dan nyaman, siap menuju usia yang lebih dewasa, serta tentu saja terhindar dari bahaya narkoba. Bukankah keluarga adalah tempat belajar yang pertama dan utama buat anak-anak? Maka, mari menjadi orang tua yang menyenangkan bagi remaja sekaligus tetap melindungi mereka dari potensi bahaya narkoba. (Santy Dwi K - Penyuluh Narkoba BNNP DIY)