7 Tradisi Saat Imlek, Gantung Lampion hingga Dilarang Bersihkan Rumah

Konten Media Partner
25 Januari 2020 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Imlek. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Imlek. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Salah satu hari raya yang juga diperingati di Indonesia adalah Tahun Baru Imlek. Seperti biasa dalam perayaan budaya Tiongkok ini, sebagian besar masyarakat khususnya yang berdarah Tionghoa merayakan berbagai tradisi. Acara meriah mulai dari menyalakan kembang api, pertunjukan barongsai, hingga penuh ucapan Gong Xi Fa Cai menghiasi banyak tempat dan menyemarakkan tahun baru Imlek.
ADVERTISEMENT
Disamping perayaan besar, ada pula tradisi yang masih dipelihara sejak dahulu hingga kini oleh warga Tionghoa. Berikut ini 7 tradisi yang masih dipelihara oleh masyarakat khsusunya pada Tahun Baru Imlek:

1. Saling mengirim ucapan

Saling mengucap selamat saat tradisi tahun baru Imlek juga sudah menjadi bagian dari masyarakat keturunan Tionghoa. Biasanya mereka akan saling mengirim ucapan satu sama lain. Ada banyak cara mengucapkan selamat tahun baru dalam bahasa Cina. Namun yang paling lazim dijumpai adalah ungkapan Gong Xi Fa Cai.
Sebetulnya ungkapan Gong Xi Fa Cai tidak secara langsung berarti selamat tahun baru. Gong Xi sendiri memiliki makna harafiah selamat. Fa Cai berarti menjadi kaya atau menghasilkan uang. Ungkapan Gong Xi Fa Cai sendiri bisa diartikan sebuah pengharapan atau doa akan kemakmuran di tahun yang baru.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada pula ungkapan lain yang juga menjadi sebuah doa diantaranya Shen Ti Jian Kang, Wan Shi Ru Yi, Nian Nian You Yu (semoga selalu sehat, semoga semua keinginan terpenuhi, semoga selalu makmur).

2. Menggantung lampion

Lampion Imlek yang digantung di toko. Foto: dok. Tugu Jogja
Saat Tahun Baru Imlek, hampir di setiap rumah, kelenteng, juga beberapa tempat lainnya menggantung lampion. Menurut kepercayaan, lampion yang digantung tersebut memiliki fungsi sebagai pengusir roh jahat.
Lampion yang digantung pada saat Imlek biasanya berwarna merah. Rupanya warna merah itu melambangkan warna api. Api tersebut ditakuti oleh roh jahat.
Luciana Iin, salah satu warga turut merayakan Imlek mengatakan kebiasaan tersebut sudah berlangsung turun temurun dan terus dipelihara oleh kebanyakan masyarakat Tionghoa.
ADVERTISEMENT
"Kalau zaman dulu kan ada monster nah penduduk itu mengusirnya pakai lentera atau api supaya tidak masuk," pungkas Luciana pada Jumat (24/1/2020) saat menjelaskan makna lampion.

3. Menyajikan kudapan manis

Salah satu kebiasaan yang dilakukan saat Imlek adalah acara kumpul bersama keluarga dan makan bersama. Biasanya dalam acara makan bersama itu banyak sekali disajikan tak hanya makanan tapi juga kudapan khas yang wajib ada. Diantaranya ada buah jeruk, kue keranjang, dodol dan lainnya.
Rupanya keberadaan jeruk sebagai hal wajib karena kebetulan setiap tahun baru Imlek, selalu bertepatan dengan musimnya jeruk di negeri Tiongkok. Oleh karenanya buah ini menjadi wajib ada.
"Itu biasa ada persiapan juga biasanya kita belanja. Buah yang wajib ada biasanya jeruk. Kalau ditilik dari sejarahnya (saat Imlek) itu jeruk di sana musim," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja makanan manis juga selalu dihidangkan. Makanan manis ternyata melambangkan kebahagiaan yang dihadirkan di dalam rumah.

4. Memberi penghormatan pada leluhur

Dalam tradisi keluarga Tionghoa rupanya tak melupakan para leluhur saat sedang merayakan tahun baru Imlek. Bahkan saat upacara sering kali dijumpai altar keluarga atau bahkan kursi di meja makan yang dikosongkan.
Rupanya kedua hal tersebut menjadi simbol bahwa keluarga yang sedang merayakan tahun baru Imlek juga ikut mengajak leluhur mereka yang sudah tiada untuk hadir. Hal tersebut juga menjadi sebuah bentuk penghargaan pada leluhur untuk tidak melupakan.

5. Dilarang bersih-bersih

Hal ini yang paling banyak berkembang di masyarakat dan sudah menjadi rahasia umum bahwa saat Imlek dilarang bersih-bersih. Menurut kepercayaan, saat bersih-bersih itu artinya seseorang di rumah tersebut menolak rezeki.
ADVERTISEMENT
Biasanya jika masyarakat Tionghoa ingin bersih-bersih akan dilakukan saat sebelum tahun baru Imlek. Mereka biasanya akan membersihkan semua rumah dan memajang beberapa ornamen khas Imlek.
"Pokoknya nggak boleh bersih-bersih. Jadi kalau mau bersih-bersih tidak boleh hari imleknya. Orang hecticnya (bersih-bersih) di hari sebelum imleknya," kata Luciana.

6. Memberi angpao

Ilustrasi angpao. Foto: Thinkstock
Angpao adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh semua anak saat tahun baru Imlek. Bahkan bukan hanya anak-anak saja, orang dewasa juga kadang ikut kecipratan dapat amplop saat perayaan imlek. Memberikan angpao rupanya sudah menjadi tradisi turun temurun dan biasanya yang memberikan hanya orang yang sudah menikah saja. Hal tersebut menandakan bahwa orang yang sudah menikah bisa mandiri baik secara pribadi maupun finansial. Mereka juga diajak untuk berbagi apa yang sudah mereka dapatkan pada orang lain.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah menikah itu artinya sudah bebas dari orangtua. Kan jadi sudah tanggung jawab bersama suami atau istri itu sudah pasti melambangkan kamu mampu untuk ngasih (angpao)," pungkasnya.

7. Berdiam di rumah pada hari ke lima

Biasanya pada hari ke lima usai tahun baru Imlek, masyarakat Tionghoa akan berdiam di rumah. Hal tersebut dilakukan untuk menyambut dewa kekayaan. Menurut kepercayaan, jika seseorang meninggalkan rumah di hari itu makan akan mendapat sial.