Aksi '2.020 Wanita Berkebaya' di Yogya Akan Pecahkan Rekor Dunia

Konten Media Partner
10 Februari 2020 17:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers 2020 Wanita Berkebaya, Senin (10/2/2020). Foto: atx
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers 2020 Wanita Berkebaya, Senin (10/2/2020). Foto: atx
ADVERTISEMENT
Ribuan wanita akan mengenakan pakaian kebaya untuk memecahkan rekor dunia di Sleman City Hall, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, pada Kamis (20/2/2020) mendatang. Para peserta yang hingga kini sudah mendaftar diketahui mulai dari Pulau Enggano, Bengkulu, sampai Warga Negara Asing (WNA) dari Asia sampai Eropa.
ADVERTISEMENT
Ketua Panitia ‘2.020 Wanita Berkebaya’, R.Ay. Diah Purnamasari Zuhair, mengatakan hingga Minggu (9/2) tercatat sudah lebih dari 1.800 orang yang mendaftar. Mereka yang dari luar negeri di antaranya Singapura, Malaysia, Jepang.
“Ada dari Hongaria juga,” katanya saat konferensi pers di Sleman, Senin (10/2).
Kemudian untuk peserta dari dalam negeri, ada Jawa Tengah, Sulawesi, Kalimantan Timur. Ada pula dari Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, yang merupakan pulau terluar Indonesia di Samudra Hindia.
“Saat ini sedang menunggu kepastian dari Nigeria,” kata Diah.
Acara ini diadakan oleh Masyarakat Adat Nusantara (MATRA), Srikandi Masyarakat Adat Nusantara (SRITA), dan organisasi pengusaha salon atau DPD Tiara Kusuma Daerah Istimewa Yogyakarta. Ditargetkan jumlah peserta mencapai 2.020. Mereka akan tampil bersama berkebaya dengan kain batik Nusantara.
ADVERTISEMENT
Rekor yang akan dipecahkan ini akan disahkan oleh Royal World Record, salah salah satu lembaga yang mencatat rekor dunia dan berpusat di Inggris. Lembaga ini bekerja sama dengan beberapa institusi lain yang juga terafiliasi dengan World Peace Commision yang ada di bawah UN Peace.
Diah mengatakan nantinya juga ada beberapa kontes, seperti Terunik, Terheboh, Tertua, Terfavorit, Tercantik, Terklasik (kuno), dan Terindah.
“Selain mengikuti berbagai lomba, para peserta yang berasal dari lintas suku, etnis, bangsa, budaya, adat, agama, dan kepercayaan serta lintas bahasa yang berkumpul dalam satu tempat akan menyerukan perdamaian dunia. Diharapkan wanita Indonesia menjadi agen perdamaian dunia,” katanya.
Diah mengatakan, selama ini kebaya dikenal sebagai jenis busana yang dipakai oleh kalangan wanita Jawa, baik sebagai busana sehari-hari maupun acara formal. Padahalm sebenarnya banyak jenis kebaya yang tersebar di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perkembangan kebaya juga mengikuti zaman. Hal ini terlihat pada perubahan desain yang membuat model-model kebaya semakin bervariasi. Misalnya saja, kebaya juga digunakan sebagai seragam resmi beberapa perusahaan penerbangan.
Ia berharap acara ini bisa meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya pelestarian budaya, khususnya kebaya dan batik. Termasuk generasi milenial supaya lebih memahami nilai-nilai moral, etika, dan budaya Indonesia. (atx)