news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Aktivitas Merapi Meningkat, BPPTKG Minta Masyarakat Waspada

Konten Media Partner
21 Februari 2019 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas gunung merapi. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas gunung merapi. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan aktivitas Guguran Merapi sejak tanggal 29 Januari 2019 telah memasuki fase pembentukan guguran lava dan awan panas guguran. Namun BPPTKG menandaskan status Merapi belum berubah yaitu masih Waspada.
ADVERTISEMENT
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menyebutkan dari catatan yanh tercatat di BPPTKG, kejadian awan panas guguran dimulai pada tanggal 29 januari terjadi sebanyak 3 kali dengan jarak luncur maksimal 1.400 meter
Pada tanggal 7 Februari terjadi 1 kali dengan jarak luncur 2.000 meter. Tanggal 11 Februari juga terjadi 1 kali dengan jarak 400 m. Kemudian pada tanggal 18 Februari terjadi sebanyak 7 Kali dengan jarak 1 km atau 1000 meter.
"Sampai saat ini sebanyak 461 ribu meter kubik terhitung Tanggal 22 Januari 2019 ini relatif tetap. Karena material ekstrusi yang terjadi sebagian besar itu adalah langsung meluncur membentuk guguran lava dan awan panas guguran,"tuturnya, Kamis (21/2/2019).
BPPTKG juga mencatat aktivitas kegempaan sebulan terakhir ini adalah berupa vulkanik dangkal atau PB sebanyak 14 kali, Gempa Fase banyak (MP) 39 kali dan Low Frekuensi (LF) 34 kali Hembusan (DG) atau 81 kali atau gempa guguran (RF) sebanyak 1216 kali.
ADVERTISEMENT
Menurut Hanik, secara keseluruhan memang ini mengalami peningkatan dibanding dengan sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa supply magma ke permukaan masih berlangsung dan cenderung meningkat secara runtut guguran lava dan awan panas.
"Saat ini maksimum 2000 m atau 2 kilo berpotensi terjadi dengan cara meluncur kurang dari 3.000 meter,"tambahnya.
Karena tingkat aktivitas seperti sekarang ini, maka BPPTKG merekomendasikan bahwa masyarakat khususnya yang ada di kawasan kawasan rawan bencana KRB 3 untuk tetap tenang dan aktivitas seperti biasa serta selalu meningkatkan kewaspadaan serta mengikuti informasi tentang aktivitas Merapi. Kemudian radius 3 km dari puncak Gunung Merapi dari atas dan pemerintah daerah.
"Dimohon Pemerintah Daerah untuk mempersiapkan prosedur penanganan kondisi darurat aktif,"tambahnya.
ADVERTISEMENT
Terhadap aktivitas masyarakat atau wisatawan adalah masyarakat di sekitar dihimbau untuk mengantisipasi adanya gangguan akibat debu vulkanik dan masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadinya hujan di sekitar gunung Merapi. (erl/adn)