Antisipasi Gelombang Tinggi, BMKG Bentuk Sekolah Lapangan Nelayan

Konten Media Partner
26 Juli 2018 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Foto: BMKG)
zoom-in-whitePerbesar
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Foto: BMKG)
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan membentuk sekolah lapangan nelayan sebagai upaya penyuluhan dan mitigasi menghadapi gelombang laut pasang. Rencananya sekolah lapangan nelayan akan dilakukan pada pertengahan Agustus mendatang. Kegiatan ini akan diikuti sebanyak 30 nelayan di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Sekolah lapangan ini sebagai sarana untuk memberikan informasi yang mudah dipahami oleh nelayan sehingga bisa akrab dengan cuaca kelautan,” ujar Kepala Seksi Data & Informasi BMKG DIY, Teguh Prasetyo, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (25/7).
Dia pun mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan ketinggian gelombang laut. Masyarakat diharapkan untuk selalu memperbarui informasi yang dikeluarkan BMKG terkait aktivitas gelombang tinggi.
Bangunan rusak akibat  gelombang pasang (Foto: Tugu Jogja)
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan rusak akibat gelombang pasang (Foto: Tugu Jogja)
“Kami terus update informasi tentang gelombang tinggi melalu web BMKG dan media sosial. Masyarakat diharapkan bisa terus mengikuti perkembangan informasi melalui media-media tersebut,” ucapnya.
Upaya mitigasi gelombang tinggi juga dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat di kawasan pesisir selatan DIY.
Sementara Prakirawan BMKG DIY Sigit Hadi Prakosa menyebutkan gelombang tinggi yang terjadi di wilayah pesisir selatan DIY terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang siginifikan di belahan bumi selatan tepatnya di Samudera Hindia dengan belahan bumi utara di Laut China Selatan.
ADVERTISEMENT
Ditambah dengan adanya aktivitas sikon tropikal dan siklon ampil. “Kecepatan angin sampai 35 km/jam sehingga menimbulkan gelombang tinggi 5-6 meter,” tuturnya.
Gelombang tinggi ini akan berlangsung hingga akhir bulan Juli ini dan ketinggian gelombang akan mencapai 5-6 meter pada puncaknya.
“Seminggu ke depan gelombang tinggi masih signifikan pada 24-25 Juli ini dan berangsur turun pada 29 Juli,” jelasnya. (arif wahyudi)