Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman Minta Restu ke Keraton

Konten Media Partner
11 November 2019 7:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riyanto Kuncoro bakal calon Bupati-Wakil Bupati Sleman. foto: atx
zoom-in-whitePerbesar
Riyanto Kuncoro bakal calon Bupati-Wakil Bupati Sleman. foto: atx
ADVERTISEMENT
Riyanto Kuncoro, bakal calon Bupati-Wakil Bupati Sleman dari PDI Perjuangan mengunjungi kediaman KRT Jatiningrat atau yang Romo Tirun di Kompleks Kraton Yogyakarta Minggu (10/11) sore.
ADVERTISEMENT
Riyanto berniat sowan sekaligus meminta restu pada salah satu sesepuh Kraton Yogyakarta tersebut meski belum dipastikan menjadi calon pilihan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan.
“Saya dan rombongan seharian mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh senior PDI Perjuangan. Tadi saya mengunjungi Bupati Sleman Arifin Ilyas yang purnatugas tahun 2000 kemudian digantikan Pak Ibnu Subiyanto, kemudian ke Romo Tirun ini," ujarnya.
Meski akhirnya tak bertemu di kesempatan pertama Romo Tirun, namun Riyanto mengaku akan kembali sowan. Ia menilai sosok Romo Tirun merupakan tokoh yang wajib ditemui lantaran memiliki karakter sekaligus semangat perjuangan sama dengan misinya.
“Maksudnya untuk mohon doa restu, karena semangat tokoh-tokoh ini akan saya gunakan di Kabupaten Sleman dalam memimpin birokrasi dan mengabdi masyarakat. Hari ini saya ke beberapa tokoh, salah satunya Romo Tirun,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa tokoh yang ditemui seperti eks Bupati Sleman Arifin Ilyas, Riyanto mengaku menerima wejangan diantaranya untuk tetap mengusung Trisakti Bung Karno dalam mengabdi pada rakyat. “Kami diwejangi untuk mengusung Trisakti Bung Karno, dengan itu semua yakin bisa mandiri bidang ekonomi, berdaulat dan dalam dunia politik nantinya juga Sleman bisa jauh lebih baik,” imbuh pria yang sempat menjadi anggota DPRD Sleman 1999-2009 ini.
Riyanto mengaku tak ingin berdiam meski rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan belum turun. Ia masih harus bersaing secara internal dengan beberapa calon yang masih digodog di tingkat pusat.
(ATX/Feva)