Rizal Ramli soal Banyak Elite Mau Jadi Cawapres: Indonesia Sangat Lucu

Konten Media Partner
9 Mei 2018 17:56 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rizal Ramli, si penggemar Albert Einstein. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rizal Ramli, si penggemar Albert Einstein. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Banyaknya tokoh elite yang mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2019 dianggap hal yang lucu bagi mantan Menteri Perekonomian Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Rizal Ramli. Menurutnya, di mana pun negara yang sistem politiknya baik, pasti yang akan diperebutkan adalah kursi presiden, bukan kursi wakilnya.
ADVERTISEMENT
“Di Amerika Serikat dan Eropa, tidak ada saat menjelang pemilu muncul cawapres. Semua berlomba-lomba menjadi capres. Apa yang sekarang terjadi di Indonesia sangat lucu,” kata Rizal di sela diskusi bertajuk ‘Hutang Pemerintah dan Masa Depan Perekonomian Pemerintah’ di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (9/5).
Dengan menjadi cawapres, kata dia, maka media dan rakyat tidak akan tertarik untuk membahas lebih jauh. Karena cawapres dinilai tidak akan memiliki program dan hanya akan mengekor pada capres yang menggandengnya.
Hal ini berbeda jika mendeklarasikan diri sebagai capres, yang mau tidak mau harus menjabarkan program-program yang ditawarkan.
“Jangan-jangan yang sekarang mendeklarasikan diri sebagai cawapres itu hanya ingin berkuasa saja dan tidak mementingkan kesejahteraan rakyat,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Rizal berpendapat, kondisi saat ini justru tepat bagi para tokoh masyarakat untuk mengajukan diri sebagai capres. Hal ini didasarkan pada pengamatannya bahwa dukungan masyarakat pada Presiden Jokowi dalam 4 tahun terakhir ini sudah berkurang.
Selain itu, saat berkeliling daerah, Rizal banyak menerima pengaduan masyarakat kelas menengah ke bawah terkait kesulitan ekonomi. Sebab, tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup bagi masyarakat seperti yang dijanjikan Jokowi.
“Mas Jokowi lewat kebijakan pembangunan infrastruktur memang bagus, namun daya beli dan tingkat perekonomian di masyarakat sangat rendah,” kata Rizal.
Kondisi ini, menurutnya, karena pemerintah tidak benar-benar menjalankan prinsip Tri Sakti yang ia bunyikan selama masa kampanye dulu. Rizal menambahkan, pekerjaan yang dilakukan pemerintah ditujukan untuk kepentingan pemodal.
ADVERTISEMENT
“Saya minta seluruh program dievaluasi dan intropeksi diri lagi. Jika bisa kembali ke Tri Sakti maka Jokowi akan lebih baik,” ujarnya. (atx)