news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Batik Ecoprint Khas Brontokusuman Diminati Pasar Internasional

Konten Media Partner
12 September 2019 19:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batik ecoprint buatan warga Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta. Foto: atx.
zoom-in-whitePerbesar
Batik ecoprint buatan warga Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta. Foto: atx.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka karya ibu rumah tangga yang merupakan warga Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta sukses menembus pasar ekspor.
ADVERTISEMENT
Bahkan, bisa dikatakan produk kain motif ecoprint buatan mereka telah masuk dan diminati oleh pasar internasional. Di antaranya Malaysia, Singapura, Amerika hingga Australia.
Kelompok ibu rumah tangga yang berfokus dibidang fashion dan craft ini menamai produknya dengan merk Eco.J. yang artinya Ecoprint Jogja. Kelompok ini memang fokus membuat produk unggulan seni olah kain dengan teknik ecoprint.
Kesuksesan kelompok ini tak terlepas dari andil salah satu lembaga filantropi di Indonesia yakni Rumah Zakat. Berkat pemberdayaan melalui program Desa Berdaya, kelompok usaha ibu-ibu ini kian produktif dan mampu menghasilkan nilai ekonomis.
Cindra Reni, salah satu anggota kelompok menuturkan hadirnya program pemberdayaan kepada ibu rumah tangga sejak 2017 lalu ini sangat dirasakan manfaatnya bagi dirinya dan ibu sekitar.
ADVERTISEMENT
"Dari tadinya yang hanya ibu rumah tangga, nggak ngapa-ngapain kalau pagi sekarang bisa ada aktivitas apalagi aktivitasnya ini menghasilkan," katanya, Kamis (12/9/2019).
Keberhasilan kelompok usaha ini tak terlepas dari usaha dan kerja keras anggotanya. Hingga beragam dukungan mengalir seperti pihak pemerintah desa, kementerian hingga lembaga swasta mendorong usaha dan kerja keras mereka.
Produknya sukses merangsek ke pasar ekspor berkat dorongan melalui pameran dan workshop. Langkah ini dinilai efektif sebagai upaya pengenalan serta penetrasi pasar. Hingga buyer luar negeri tertarik membawa dan memborong kain motif ecoprint ini.
Selain itu program workshop yang diberikan pun menambah wawasan anggota kelompok usaha untuk menciptakan produk dengan beragam corak, model yang berbeda dan khas.
"Sejak bergabung pastinya ekonominya jadi terbantu dan bisa meningkat, bisa membantu suami mencari nafkah, syukur bisa menabung juga, saya kadang masih nggak nyangka kalau bisa berpenghasilan dari sini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Indra Suryanto Fasilitator Desa Berdaya Brontokusuman mengatakan saat ini setidaknya ada 18 anggota yang tergabung dalam kelompok usaha yang kini telah menjadi Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMAS) ini. Sehingga namanya pun ikut berubah menjadi BUMMAS Kube Eco.J.
"BUMMAS Kube Eco.J ini merupakan satu-satunya kelompok pengrajin kain ecoprint yang menonjolkan karakteristik dan pemberdayaan berbasis potensi lokal karena selain memproduksi kain ecoprint, mereka juga memanfaatkan potensi ini menjadi destinasi wisata," katanya.
Saat ini, mereka tak hanya berfokus produksi saja namun juga membuka workshop bagi masyarakat umum yang ingin belajar tentang proses pembuatan kain motif ecoprint.
Hadirnya workshop ini rupanya juga menjadi manfaat bagi kelompok ini, daya tarik wisatawannya cukup tinggi.
Kesuksesan BUMMAS Kube Eco.J ini terbukti telah mampu membuat masyarakat semakin mandiri dan berdaya.
ADVERTISEMENT
"Keuntungannya bisa sampai puluhan juta. Dari hasil ini dibagikan ke semua anggota kelompok dan sebagian untuk modal lagi. Dari hasil ini terbukti mampu memberi penghasilan tambahan," jabarnya.
Kedepan, pihaknya berharap kesuksesan Eco.J menciptakan produk yang mampu memberdayakan masyarakat sekitar ini dapat diadopsi di daerah lain sehingga desa yang berdaya benar-benar memberi manfaat dan mampu lebih banyak memandirikan masyarakatnya sendiri.
"Lebih jauh lagi kita ingin menambah produksi kami, serta kami ingin menambah jenis produk baik untuk fesyen maupun dekorasi seperti bantal guling dan lainnya. Semoga usaha ini bisa lebih banyak memberi manfaat untuk warga sekitar sini," tandasnya.
Nur Efendi, CEO Rumah Zakat, mengatakan hadirnya badan usaha yang dikelola langsung oleh masyarakat ini menjadi dorongan bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan kelembagaan lokal yang berdaya.
ADVERTISEMENT
Masyarakat diharapkan untuk bisa mengatasi permasalahan sendiri serta dapat berkolaborasi dengan pemerintah baik ditingkat desa hingga level atasnya secara mandiri.
"Indikator pemberdayaan ini adalah bidang ekonomi makanya kami bangun BUMMAS ini di desa berdaya yang kami bina," katanya.
Dijelaskan Nur, BUMMAS merupakan badan usaha milik masyarakat sebagai wujud dari socio enterprise dalam upaya memperkuat perekonomian masyarakat yang diharapkan mampu menjadi tulang punggung keberlanjutan program yang digulirkan sebelumnya yakni Desa Berdaya.
Hingga saat ini, Rumah Zakat sendiri telah meresmikan sedikitnya 73 BUMMAS di 14 provinsi termasuk DIY.
Adapun ruang gerak bisnis dari BUMMAS ini sendiri terbagi manjadi tiga macam yakni microfinance, microbisnis dan agrobisnis.
"25 bergerak di bidang microfinance, 31 bidang microbisnis dan 17 di bidang agrobisnis," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Nur berharap hadirnya BUMMAS ini mampu menekan angka kemiskinan yang ada di masyarakat dan menguatkan kemandirian masyarakat desa. Menurut Nur, hadirnya desa yang kuat maka akan menyelesaikan masalah ekonomi indonesia hingga 40 persen.
"Harapan kami BUMMAS dapat terus bertambah dan berkembang di seluruh desa berdaya yang saat ini sudah berjumlah 1.510 di 61 kota dan 197 kabupaten," tutupnya. (atx/adn)