Bukan Malapetaka, Ini Manfaat Iptek Nuklir bagi Kesehatan Manusia

Konten Media Partner
6 September 2019 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pejabat dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) berfoto bersama, Jumat (6/9/2019). Foto: atx.
zoom-in-whitePerbesar
Para pejabat dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) berfoto bersama, Jumat (6/9/2019). Foto: atx.
ADVERTISEMENT
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bersama Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) menggelar pameran Indonesia Nuclear Expo (Nexpo) 2019 di Yogyakarta 6-7 September 2019.
ADVERTISEMENT
Pembukaan Nexpo 2019 yang mengangkat tema "Encouraging Application of Nucelar Science, Technology, Innovation and Human Resources Development Towards Prosperous Indonesia" ditandai pemukulan gong oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemda DIY, Budi Wibowo di Hotel Roya Ambarrukmo, Jumat (6/9/2019).
"Pameran ini dalam rangka memberikan informasi lebih kepada masyarakat luas tentang pemanfaatan iptek nuklir khususnya di bidang kesehatan," kata Kepala Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) Batan, Edy Giri Rachman Putra.
Dalam pameran itu, kata Edy, Batan bersama PKNI akan mencoba menunjukkan bagaimana pengobatan atau terapi dengan teknologi nuklir betul-betul dapat dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat.
Ia menjelaskan dalam bidang kimia, aplikasi iptek nuklir antara lain digunakan dalam bidang analisis unsur, titrasi radiometri, nuclear dating serta analisis radioaktivitas lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, dalam bidang kedokteran nuklir aplikasi dapat dilakukan meliputi pemeriksaaan diagnostik dan terapi yang memiliki keunggulan lebih dibanding pengobatan konvensional.
Hanya saja, ia mengakui, tantangan Batan paling besar saat ini adalah mengubah persepsi masyarakat tentang pemanfaatam iptek nuklir. Ia tidak menampik, masih banyak masyarakat yang takut atau ragu dengan berbagai hal, khususnya pengobatan yang berbau nuklir.
"Masyarakat selalu menganggap iptek nuklir sesuatu yang memberikan malapetaka, menimbulkan bencana. Melalui acara ini kami ingin meluruskan anggapan itu," kata dia.
Pembukaan Nexpo 2019 dihadiri sekitar 600 peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, peneliti, dokter, praktisi kesehatan, praktisi iptek nuklir, birokrat, industri dan masyarakat.
Menurut dia, forum ini menjadi forum yang menarik karena mempertemukan para pakar di bidang nuklir, kedokteran, pertanian, profesional di bidang nuklir serta masyarakat umum dan khususnya generasi muda (komunitas muda nuklir Indonesia) dalam membuka peluang untuk mendapatkan informasi terbaru hasil penelitian dan inovasi terkait dengan aplikasi iptek nuklir melalui sharing dalam forum, pameran produk dan kegiatan lainnya. (atx/adn)
ADVERTISEMENT