news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bulog DIY Klaim Tak Ada Rencana Pemusnahan Beras di Yogyakarta

Konten Media Partner
4 Desember 2019 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simpanan beras di Gudang Bulog Kanwil Jogja. Foto: erl.
zoom-in-whitePerbesar
Simpanan beras di Gudang Bulog Kanwil Jogja. Foto: erl.
ADVERTISEMENT
Stok beras di Gudang Bulog Kanwil Jogja, Kedu dan Banyumas mencapai 40 ribu ton. Bulog mengklaim stok beras tersebut dalam kondisi baik dan tidak perlu ada yang dimusnahkan seperti kabar yang beredar selama ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Kanwil Bulog Jogja, Kedu dan Banyumas, Juaheni mengatakan, hingga minggu pertama bulan Desember 2019 ini, pihaknya terus melakukan penyerapan beras dari para petani. Namun ia mengakui jika serapan beras berjenis premium dari petani mengalami penurunan akibat kemarau panjang yang melanda wilayah ini.
Juaheni menambahkan sampai awal Desember 2019 ini, serapan beras dari petani oleh Bulog baru mencapai 31 persen dari target yang ditetapkan oleh Bulog Pusat terhadap Divre Jogja, Kedu dan Banyumas. Untuk DIY, Juaheni mengakui jika serapannya tidak terlalu besar karena justru serapan terbesar ada di Banyumas.
"Sawah di Yogyakarta memang tidak begitu luas,"tuturnya, Rabu (4/12/2019) di Gudang Bulog Kalasan.
Juaheni mengungkapkan pihaknya terus berupaya untuk menjaga kualitas beras di gudang Bulog di antaranya dengan Sprayer (penyemprotan) dan juga Fungiisasi. Kedua hal tersebut dilakukan untuk mengendalikan hama ataupun kutu yang bisa mengakibatkan penurunan kualitas beras.
ADVERTISEMENT
Sprayer dilaksanakan stiap bulan sehingga hama yang ada di beras bisa hilang. Hama beras yang sering disebut Sitopilus mampu mengakibatkan kualitas beras menurun karena ketika beras disimpan cukup lama maka kemudian beras akan bisa berubah menjadi serbuk.
Sementara untuk Fungiisasi dilakukan dengan cara menutup satu blok tumpukan beras dengan plastik. Kemudian dari bawah tumpukan dihembuskan gas dengan formula tertentu. Fungiisasi dilakukan untuk membunuh hama atau kutu beras sehingga bisa menjaga kualitas beras di gudang Bulog.
"Fungiisasi kami lakukan minimal 3 bulan sekali,"tambahnya.
Selain dua cara tersebut, untuk menjaga kualitas beras, pihaknya juga berupaya menciptakan keseimbangan antara beras yang masuk dan keluar dari gudang Bulog. Dengan menjaga keseimbangan tersebut maka beras-beras tersebut tidak terlalu lama disimpan di Gudang Bulog.
ADVERTISEMENT
Selain melayani keperluan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), pihaknya berupaya menggenjot penjualan melalui beberapa saluran distribusi. Di antaranya seperti Rumah Pangan Kita (RPK) yang kini sudah mencapai 10 ribu buah, pasar modern dan retail modern.
"Sehari kita mampu menjual 50 sampai 100 ton,"ungkapnya.